Bersahabat dengan Hewan Mematikan

- Sabtu, 22 Agustus 2020 | 11:34 WIB
BISA JINAK: Lebih baik dirawat sejak bayi dan sering dipegang. Sehingga ular akan hapal siapa pemiliknya. Beberapa ular juga punya karakter kalem saat dipegang.
BISA JINAK: Lebih baik dirawat sejak bayi dan sering dipegang. Sehingga ular akan hapal siapa pemiliknya. Beberapa ular juga punya karakter kalem saat dipegang.

BERSAHABAT tidak ada batasan. Termasuk bersahabat dengan hewan yang menyeramkan dan ganas. Itu jugalah yang dilakoni Dian Irwanto. Bahkan, di ruang tamu rumahnya dia relakan untuk belasan rak kaca berisi aneka motif ular piton. Di belakang rumah, ada tiga jenis boa yang diungkapkannya masih belum bisa dipegang. Kecintaannya pada hewan melata itu sudah dijalani selama 30 tahun.

Pria yang karib disapa Dana itu mengisahkan, jika keluarganya memang pencinta hewan. Saat tinggal di Jawa, kakeknya menemukan piton yang mampir ke rumah. Tiga kali dibuang selalu kembali. “Akhirnya kakek bilang, kalo kali ketiga kamu ke sini lagi yawis tak pelihara,” jelas Dana.

Ular piton jenis reticulatus motif normal. Selama 28 tahun memelihara, ularnya semakin panjang dan besar. Tercatat dengan berat 197 kilogram (kg) dan panjang 7,80 meter. “Lalu dirilis (dilepaskan) ke lereng Gunung Semeru pada 2018 lalu. Itu rekor ular terbesar dan panjang yang pernah saya pelihara,” kata Dana.

Pindah ke Samarinda tiga tahun lalu, dia juga langsung bergabung ke komunitas Samarinda Reptile. Kini, ada 16 ular peliharaannya. Dengan berbagai motif. Dana juga mulai menggeser sekadar hobi untuk bisa menghasilkan.

Tak hanya hewan melata, rentetan hewan yang pernah dia pelihara juga biawak, buaya muara, gecko atau tokek hingga sugar glider (mamalia nokturnal mirip tupai). “Mungkin kurang cocok sama kaki empat, jadi sekarang sekalian yang tak punya kaki lah,” ungkapnya lalu tertawa.

Belajar breeding (mengembangbiakkan) juga berdasarkan sharing pengalaman sesama anggota komunitas. Mempelajari pola gen piton jenis tiger jika disilangkan dengan jenis burma seperti apa. Dia pahami autodidak dan dari pengalaman.

Diungkapkan jika ular lebih jinak jika dipelihara sejak bayi. Termasuk sering di-handle atau dipegang. Reptil bertubuh panjang itu buta warna, sehingga dia mengandalkan sensor dari lidah yang sering dijulurkan.

Mengenali mangsa dan pemilik melalui sensor lidah tersebut. Sehingga semakin rutin dipegang, ular pun mengenali pemiliknya. Meski hanya jenis piton, namun dituturkan Dana ada ribuan motif lagi. Dihasilkan dari berbagai persilangan antar-motif.

Uniknya, dari berbagai persilangan tersebut ada satu yang kini diakui dunia. “Jadi itu hasil riset 12 tahun, orang Indonesia di Jogjakarta yang pertama kali berhasil menyilangkan piton reticulatus dan piton burmese, hasilnya bateater. Di luar negeri sana bahkan puluhan tahun belum berhasil,” papar Dana.

Diakui jika ternak ular cukup menjanjikan. Meski bukan pekerjaan utama, diakui ular turut memberi hasil memuaskan. Pada Februari lalu, perkawinan ularnya menghasilkan 25 telur. Seluruhnya menetas, didapat empat motif.

“Jadi ada motif normal itu range harga sekitar Rp 600 ribuan, lalu albino sekitar Rp 1 juta, dan hypo Rp 1,5 jutaan ke atas. Nah jackpot atau dapat yang istimewa itu motif pearl sekitar Rp 2,5 jutaan,” beber Dana.

Diakui jika konsep lepas adopsi adalah jual santai. Seluruhnya habis pada medio Juni lalu. “Dan dapat sekitar Rp 50 jutaan ada, alhamdulillah,” ujar ayah tiga anak itu. Dijelaskan jika tahun ini harganya sedang turun. Namun ada beberapa motif yang masih stabil.

Sebelum lepas adopsi, ada ketentuannya. Seperti ular sudah melewati proses ganti kulit pertama, kemudian mengajari makan. “Sekitar 3–4 bulan. Jadi ular sudah bisa makan sendiri. Pertama ya disuapin, dibuka mulutnya baru dimasukkan. Lama-lama baru dia muncul naluri untuk makan. Makanya memang harus mangsa hidup,” beber pria kelahiran 1979 itu.

Nah, dari semua jenis persilangan menghasilkan aneka motif terbaik. Dibawa dari gen masing-masing indukan. Termasuk beberapa yang pernah mencapai harga Rp 125 juta per ekor. “Ada juga yang albino paradox, maksudnya ada motif bintik hitam tapi albino. Itu puluhan juta juga,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X