Sedih, Pesawat Rancangan Habibie Akhirnya Masuk Museum

- Jumat, 21 Agustus 2020 | 12:34 WIB
N250 diangkut ke Jogja untuk masuk museum.
N250 diangkut ke Jogja untuk masuk museum.

JAKARTA -  Gatotkoco adalah cinta, bagi Habibie setidaknya. Cinta yang teramat besar untuk Indonesia. Entah bagaimana perasaan pria berjuluk Mr. Crack itu bila mengetahui cintanya berakhir pilu. Kemarin (20/8), Gatotkoco tengah dalam perjalanan menuju ‘hanggar’ terakhir. Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Jogjakarta. Perjalanan itu sekaligus menyudahi asa untuk memproduksi massal pesawat bernama resmi N250 tersebut. 

Untuk generasi 1990-an, khususnya yang menyaksikan Gatotkoco terbang perdana, Habibie menjadi gambaran masa depan mereka. N250 adalah salah satu sebabnya. Pesawat itu memiliki daya magis tinggi. Membangkitkan rasa percaya diri rakyat Indonesia, menggetarkan dunia, menjadi kado istimewa ulang tahun Indonesia ke-50. Yang dengan gagah mengangkasa pada 10 Agustus 1995. 

Kala itu, Gatotkoco amat perkasa. Terbang 56 menit disaksikan langsung oleh Presiden Soeharto. ”N250 Gatotkoco lalu mendarat dengan sempurna di landasan pacu Bandara Husein Sastranegara Bandung,” kenang Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto kepada Jawa Pos. Sejarah pun terukir, penerbangan perdana Gatotkoco menjadi Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas).

 Tidak berlebihan tentu saja. Sebab, Gatotkoco merupakan pesawat yang seratus persen dibuat anak-anak Indonesia. ”Mulai rancang bangun sampai produksi,” ungkap Fajar. Teknologi pesawat tersebut juga paling tinggi di zamannya. N250 menjadi pesawat turboprop yang dilengkapi fly by wire system, full glass cockpit with engine instrument and crew alerting system (EICAS), dan engine control with full authority digital engine control (FADEC). 

Bahkan, dokumen yang diterima Fajar mencatat bahwa N250 sudah dilengkapi electrical power system with variable speed constant frequency (VSCF) generator. Teknologi yang saat itu hanya dipakai pesawat tempur dan baru diterapkan di Boeing 737-500. Keunggulan lain N250 terletak di desain struktur yang efisien dan kokpit yang lebih luas dari pesawat-pesawat sejenisnya.

 Dibanding ATR 72 buatan Perancis, De Havilland-Q 400 buatan Kanada, serta MA69 buatan Tiongkok, N250 unggul jauh karena bisa terbang lebih cepat. Maka ketika pesawat itu menari-nari di langit Indonesia, saat itu pula rasa percaya diri anak bangsa mengudara. Tinggi. Sebelum akhirnya ‘ketok palu’ pemerintah memupus harapan untuk menghadirkan lebih banyak N250 di Indonesia. 

Catatan Fajar, hilangnya rencana memproduksi massal N250 bermula pada 1998. Krisis moneter memaksa pemerintah mengambil sikap. Letter of Intent (LoI) antara pemerintah dengan International Monetary Fund (IMF) membuat program N250 dan beberapa proyek yang sudah terkontrak batal. ”Karena harga material melonjak tinggi,” imbuhnya. Dua tahun berselang, N250 di-grounded oleh pemerintah sampai waktu yang tidak ditentukan. 

Keputusan itu ternyata berlangsung lama. Tidak kurang dua dekade. Hingga burung besi kebanggaan Indonesia tersebut harus dimuseumkan. Menurut Fajar, dalam perjalanan terakhirnya, Gatotkoco menempuh jarak lebih kurang 560 kilometer. Dari Bandung sampai Jogjakarta. Namun tidak lagi lewat udara, melainkan melalui jalur darat. Pesawat itu dibongkar menjadi beberapa bagian sebelum diangkut menggunakan truk trailer. 

Perwira tinggi bintang satu TNI AU itu menyampaikan bahwa perjalanan terakhir Gatotkoco dikawal ketat oleh instansinya. Bahkan, Dispenau secara khusus menayangkan proses pemindahan mahakarya bangsa Indonesia itu secara langsung. Lewat akun media sosial matra udara. Sejak Rabu (19/8) sampai Jumat (21/8). Itu merupakan salah satu bentuk penghormatan pamungkas TNI AU kepada Gatotkoco dan seluruh pembuatnya. 

Sesuai amanat yang mereka terima, TNI AU akan merawat pesawat itu di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. ”Dijadikan monumen yang bisa dilihat masyarakat sebagai pertanda bahwa Bangsa Indonesia pernah berjaya di Dirgantara,” bebernya. Setelah proses pemindahan tuntas, dia memastikan bahwa para pengunjung museum tersebut bisa melihat lebih dekat N250. ”Insya Allah bulan depan sudah bisa (dilihat),” kata Fajar.

 Tidak hanya TNI AU, penghormatan terhadap Gatotkoco juga disampaikan oleh masyarakat banyak. Begitu TNI AU menyampaikan bakal memindahkan pesawat tersebut melalui media sosial mereka, banyak masyarakat menyerbu akun yang digawangi Airmen itu. ”Pesawat kebanggaan negara kami,” cuit akun Adi Nugraha. Sutradara Hanung Bramantyo pun ikut berkomentar. ” Sediiiiiiihhhhhhhh bangettttt .....,” cuitnya. 

Kesedihan mereka tentu beralasan. N250 sudah menginspirasi banyak orang. Menjadi salah satu jalan bagi Indonesia untuk menunjukkan bahwa anak-anak bangsa sanggup mencipta karya unggulan. Dengan teknologi mutakhir yang tidak kalah dari negara-negara maju. Sampai bertemu, Gatotkoco. Di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Teruslah menginspirasi. (syn/)

 

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X