Lagi, Ditemukan Pesut Mahakam Mati

- Sabtu, 15 Agustus 2020 | 12:50 WIB
EVAKUASI: Mamalia pesut mahakam ditemukan di perairan Sungai Mahakam di Kecamatan Muara Wis. ISTIMEWA
EVAKUASI: Mamalia pesut mahakam ditemukan di perairan Sungai Mahakam di Kecamatan Muara Wis. ISTIMEWA

TENGGARONG–Penemuan bangkai mamalia pesut mahakam membuat geger warga Desa Muara Wis, Kecamatan Muara Wis, Jumat (14/8). Pesut tersebut dievakuasi warga setelah ditemukan terbungkus alat tangkap ikan berupa rengge di bagian ekornya.

Kepada Kaltim Post, Camat Muara Wis Arianto menjelaskan, pesut tersebut terlihat mengapung usai warga melaksanakan salat Jumat. Warga yang berada di bibir sungai lalu berupaya melakukan evakuasi dengan menggunakan perahu. Selanjutnya, warga berkoordinasi dengan tim pantau pesut untuk menindaklanjuti temuan tersebut.

Diperkirakan, pesut tersebut sudah mati lebih dari dua hari. Arianto menyebut, rengge yang tersangkut pada pesut tersebut bukanlah dari warga Kecamatan Muara Wis. Diperkirakan tersangkut dari rengge warga di permukiman warga di hulu Kukar.

“Dilihat dari jenis renggenya, bukan milik warga Muara Wis. Pesut tersebut hanyut dari daerah hulu di atas Kecamatan Muara Wis,” ujar Arianto. 

-

Penemuan bangkai hewan dilindungi itu hanya selang lima bulan dari pesut mahakam yang juga ditemukan mati. Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) sebelumnya menemukan pesut bernama Rani di perairan Sungai Mahakam, Kukar. 

Dalam katalog daftar foto pesut yang dimiliki Rasi, ciri-ciri bangkai pesut yang mati tersebut, mirip dengan hasil identifikasi yang dilakukan pada 20 tahun lalu. Yakni, berdasarkan bentuk sirip pesut, yang menjadi penanda sekaligus pembeda antara pesut satu dan yang lainnya.

Co-Founder Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) Danielle Kreb menuturkan, untuk tindak lanjut pasca-evakuasi akan dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab kematian serta kronologinya. 

-

“Sudah ditangani oleh BKSDA. Termasuk untuk menelusuri penyebab kematiannya,” ujar Danielle.

Langkah awal oleh tim pantau pesut, seperti pengambilan dokumentasi serta melaporkan kronologi kejadian dengan pihak desa dan meneruskannya ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Yayasan Rasi. 

Untuk diketahui, sebagian perairan di Sungai Mahakam memang masuk kawasan habitat perlindungan pesut mahakam. Hingga saat ini, pesut mahakam diperkirakan tersisa sekitar 80-an ekor.

Meski sudah ditetapkan melalui SK Bupati, penetapan kawasan konservasi perairan untuk habitat pesut mahakam masih selangkah lagi. Saat ini, prosesnya masih menunggu pemerintah pusat untuk menetapkan kawasan konservasi tersebut.

Danielle menuturkan, pihaknya saat ini juga masih menunggu ketetapan pemerintah pusat atas kawasan konservasi tersebut. Namun, SK Bupati yang ditandatangani Bupati Kukar Edi Damansyah belum lama ini, dianggap sebagai pintu masuk agar pemerintah pusat juga memberikan dukungan yang sama.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X