Potensi Bisnis Kelapa Kopyor Belum Dilirik

- Jumat, 14 Agustus 2020 | 12:49 WIB

KEGIATAN di sektor perkebunan tidak hanya mengembangkan komoditas unggulan kelapa sawit, namun juga mengembangkan komoditas lain seperti kelapa kopyor. Sayangnya, di Kaltim pengembangan kelapa kopyor belum maksimal, produktivitas mencapai 400 kelapa kopyor dalam sekali panen per dua minggu.

Padahal Dinas Perkebunan Kaltim terus mendorong agar masyarakat dan petani serius membudidayakan kelapa kopyor. Karena harganya sangat menjanjikan mencapai Rp 25 ribu per buah. Komoditas ini bisa menjadi usaha andalan.

Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Ujang Rachmad mengatakan, kelapa kopyor sangat potensial dalam bisnis. Sebab, harganya lebih mahal dibandingkan kelapa muda biasanya. Apalagi perkebunan kelapa jenis ini masih minim di Bumi Etam. Padahal, kelapa jenis ini punya keunggulan. Daging buahnya tebal dan empuk, juga mudah terlepas dari tempurung. Namun, memiliki kadar air kelapa yang sedikit.

“Harganya Rp 25 ribu per buahnya, dua kali lebih mahal dari kelapa biasanya. Seharusnya sektor ini sangat menjanjikan,” katanya, Kamis (13/8).

Dia menjelaskan, kelapa kopyor terbentuk akibat adanya proses genetik. Ada kelainan genetik pada individu tanaman itu, yang menyebabkan tidak melekatnya daging buah pada tempurung kelapa. Pembibitan benih kelapa kopyor dikembangkan melalui sistem kultur jaringan. Sehingga, pengembangan bibit kelapa kopyor masih sangat terbatas.

Dinas Perkebunan Kaltim telah mengembangkan komoditas kelapa kopyor sejak 2002 yang lalu. Dengan mengambil bibit dari proses kultur jaringan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Bogor. Awalnya ditanam 109 pohon kelapa kopyor dengan luasan 0,5 hektare di lahan milik Dinas Perkebunan Kaltim. Tepatnya di Km 41, Loa Janan, Kutai Kartanegara. Kemudian pada 2015 ditambah lagi sebanyak 75 pohon.

Kelapa kopyor memiliki dua varietas, yakni kelapa kopyor biasa dan kelapa kopyor varietas genjah. Kelapa kopyor umumnya seperti kelapa biasa. Memiliki pohon yang tinggi dan umumnya, baru berbuah di usia 4-5 tahun. Sedangkan kelapa kopyor varietas genjah memiliki pohon yang pendek dan sudah berbuah pada usia 2-3 tahun.

Kelapa kopyor bisa langsung dikonsumsi seperti halnya kelapa biasa. Sebagai campuran minuman dan olahan makanan ringan. Untuk pengolahan lebih lanjut, daging kelapa kopyor bisa digunakan sebagai bahan pembuatan es krim dan bahan baku pembuatan kosmetik. “Sayangnya di Kaltim pengembangan kelapa kopyor belum maksimal. Masyarakat belum ada yang mengelola,” ujarnya.

Menurutnya, hal ini dikarenakan akses pembibitan yang masih terbatas. Hanya bisa dilakukan melalui teknologi pertanian kultur jaringan. Harga bibit pun masih tergolong mahal. Yakni, senilai Rp 400 ribu hingga Rp 1 juta per bibit. Untuk itu Kaltim sudah mulai mengembangkan pembibitan kelapa kopyor melalui UPTD Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan (P2TP). Namun, pertumbuhannya belum signifikan. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akhir Maret Arus Mudik dari Pontianak Mulai Naik

Senin, 18 Maret 2024 | 15:00 WIB

Menu ala Timur Tengah di Four Points Balikpapan 

Sabtu, 16 Maret 2024 | 16:10 WIB
X