Biden Pilih si ”Pejuang Tak Kenal Takut”

- Kamis, 13 Agustus 2020 | 12:22 WIB
Kamala Harris
Kamala Harris

WASHINGTON DC – Mereka pernah berdebat keras. Mulai soal asuransi kesehatan sampai tentang bus sekolah. ”Anda tahu,” kata Kamala Harris dengan nada agak membungkuk sambil menatap tajam Joe Biden di tengah debat primary Partai Demokrat seperti ditulis New York Times, ”Ada gadis kecil yang dulu begitu terbantu oleh bus sekolah. Gadis kecil itu adalah saya.”

Biden menangkis serangan itu. ”Anda salah mengerti posisi saya. Saya tidak anti-bus sekolah,” ujar Biden dengan tajam dalam debat yang ditayangkan televisi secara nasional pada Juni lalu itu. Namun, politik, Anda tahu, tak pernah mengenal musuh abadi, sebagaimana juga tak mengenal kawan abadi. Yang abadi adalah kepentingan.

Kemarin dini hari WIB, Biden, kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, memilih si pendebat keras tersebut, Harris, sebagai pendampingnya dalam posisi calon wakil presiden.

’’Dia pejuang yang tak kenal takut untuk kaum lemah dan salah seorang pegawai pemerintah terbaik di negara ini. Saya bangga memilikinya sebagai pasangan kampanye,’’ puji Biden saat mengumumkan Harris sebagai pasangannya dalam pemilihan presiden dan wakil presiden AS pada 3 November nanti.

Harris sebelumnya juga mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari Partai Demokrat. Namun, pada Desember 2019 dia memilih mundur. Dalam berbagai survei, dukungan untuk Biden dan Bernie Sanders memang lebih tinggi daripada kandidat yang lain. Maret lalu Harris resmi memberikan dukungannya untuk Biden.

’’Saya merasa terhormat untuk bergabung dan akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk membantunya (Biden, Red) menang,’’ terang Harris, senator California, putri pasangan imigran Jamaika dan India, seperti dikutip Agence France-Presse. Keputusan Biden menorehkan sejarah bagi AS. Harris menjadi perempuan kulit warna pertama yang diusung partai besar untuk maju di pilpres. Jika berhasil menang, dia juga bakal menjadi perempuan kulit hitam pertama yang menjadi wakil presiden AS.

Demokrat pernah mengusung Geraldine Ferraro sebagai kandidat wakil presiden pada 1984 dan Republik mengusung Sarah Palin untuk posisi yang sama pada 2008. Dua perempuan itu sama-sama berkulit putih dan akhirnya kalah dalam pemilihan.

Harris menjadi senjata Biden untuk menggeser kekuasaan Trump. Dia diharapkan bisa menggiring suara perempuan ke kubu Demokrat. Usia Harris yang masih 55 tahun juga diyakini bakal berpengaruh pada pemilih muda.

Rentang usia Harris dan Biden beda jauh. Biden sudah 77 tahun. Di masa pandemi ini, Biden termasuk golongan yang rawan. Jika nanti terpilih dan terjadi sesuatu dengannya, Harris bakal menggantikan posisinya. Sebelum memilih Harris, Biden sudah memastikan bahwa dirinya ingin pendamping seorang perempuan. Belasan politikus perempuan yang digadang sebagai calon kuat rata-rata memiliki darah campuran alias berkulit warna.

Belakangan ini isu ras memang sedang panas di AS. Itu dipicu kematian George Floyd. Pria kulit hitam asal Minneapolis tersebut kehilangan nyawa setelah lehernya ditekan lutut polisi. Bagi Harris, terpilih sebagai pasangan Biden adalah tiket untuk melejitkan karir politiknya. Itu adalah kesempatan sekali seumur hidup. Kalau toh Demokrat menang, kecil kemungkinan Biden maju dua periode.

Biden bakal menjadi presiden tertua di AS jika terpilih. Dengan begitu, Harris akan menjadi kandidat kuat capres dalam Pemilu 2024. Biden tampaknya yakin Harris telah memiliki kemampuan dan pengalaman di pemerintahan yang bisa membantunya jadi pemimpin suatu hari nanti. Dia bisa mengambil alih posisi presiden jika memang dibutuhkan.

Sayang, tak semua setuju dengan pilihan Biden. Beberapa pengamat menilai Biden seharusnya memilih mantan Penasihat Keamanan Susan Rice. Dia memiliki pengalaman bekerja di Gedung Putih dan bisa meyakinkan pemilih bahwa dirinya tahu apa yang harus dilakukan saat krisis terjadi.

Dia juga pernah menjadi duta besar AS untuk PBB. Pengalaman politik dan pemerintahannya lebih mumpuni. Sama dengan Harris, Rice berkulit warna.

Bukan hanya itu. Kebijakan yang didukung Rice juga selaras dengan Biden. Tidak ada pertentangan. Para pemilih bisa yakin bahwa Biden bisa memimpin satu periode penuh tanpa dijegal wakilnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X