Periksa Kejiwaan Pembunuh Ayah Kandung

- Kamis, 13 Agustus 2020 | 12:15 WIB
TERUS DITELUSURI: Aparat Polsek Bengalon menggelar olah TKP di Desa Tepian Indah, Kecamatan Bengalon, Kutim, kemarin. Foto atas, Joni. FOTO DOKUMEN POLSEK BENGALON
TERUS DITELUSURI: Aparat Polsek Bengalon menggelar olah TKP di Desa Tepian Indah, Kecamatan Bengalon, Kutim, kemarin. Foto atas, Joni. FOTO DOKUMEN POLSEK BENGALON

SANGATTA–Motif Joni (38) menganiaya ayahnya hingga tewas dan membuat istrinya Delviana (37) sekarat masih belum terungkap. Pasalnya, kepolisian kesulitan meminta keterangan dari tersangka, atas penimpasan yang terjadi di Jalan Poros Sangatta-Bengalon, Kilometer 106, Desa Tepian Indah, Kecamatan Bengalon, Kutai Timur (Kutim).

Ya, jawaban tersangka membuat kepolisian bingung. Kapolsek Bengalon AKP Zarma Putra mengatakan, tersangka belum bisa diperiksa secara maksimal. “Memang, awalnya pengakuan tersangka minta jatah (hubungan badan) sama istrinya tapi tidak dikasih,” ujarnya.

Namun, tersangka mengaku bila dia diguna-guna oleh sang ayah. Tersangka sempat berbicara dengan ayahnya bahwa mengeluh dirinya sedang sakit. “Terus dijawab sama bapaknya, berarti kamu mau mati. Kadang tersangka ngomong lupa dan tidak sadar,” ungkap Zarma.

Pihaknya tidak langsung percaya. Apalagi dengan pernyataan yang selalu berubah-ubah. “Makanya menunggu istrinya siuman. Memang tidak ada saksi yang mengetahui pokok permasalahannya. Motifnya apa, masih belum jelas,” katanya.

Memang, kata dia, tersangka sempat bersembunyi di gereja karena mengetahui dirinya sedang diburu massa. Apalagi ayahnya merupakan tokoh atau tetua suku Timor di desa tersebut. Sedangkan sajam yang digunakan dibuang 200 meter dari tempat kejadian perkara (TKP). “Tersangka menyerahkan diri ke pospol (pos polisi) sekitar setelah diburu massa,” ucapnya.

“Situasi di TKP memang sempat memanas. Karena korban merupakan tokoh masyarakat Timor. Tapi sudah kami redam setelah diberi pemahaman bahwa tersangka sudah dalam penanganan kepolisian,” sambungnya.

Diwawancarai terpisah, psikolog dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Ayunda Ramadhani menyebut, berdasarkan pengakuan tersangka kepada pihak kepolisian, bisa disimpulkan kendali emosi tersangka sangat buruk. “Gejala seperti ini ada baiknya diperiksa kejiwaannya. Apalagi keterangannya berubah-ubah,” ucapnya.

Menurut Ayunda, pemeriksaan tersebut bisa menjelaskan motif yang mendasari tersangka membunuh ayahnya. Apalagi ada kemungkinan gangguan kejiwaan atau sekadar masalah kejiwaan. “Misalnya, agresif dan sering emosi. Tersangka tidak bisa mengendalikan emosinya. Tapi bukan gangguan kejiwaan, hanya ada masalah kejiwaan. Itu berbeda, harus dipahami gangguan dan masalah berbeda,” sebutnya.

“Kalau memang gangguan jiwa berat, tersangka tidak bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya. Itu harus diperiksa,” imbuhnya.

Tersangka diketahui pernah menimpas kakaknya tiga tahun lalu. Menanggapi itu, koordinator UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Samarinda itu menyebut perlu penelusuran. “Apakah selama dipenjara memiliki gejala berbicara tidak karuan atau cenderung punya gejala gangguan jiwa atau tidak,” tuturnya.

“Bisa saja waktu itu belum tertangani dengan baik, sehingga mengulangi perbuatan yang sama sekarang. Kepolisian harus menindaklanjuti pemeriksaan masalah kejiwaan. Karena pembunuhan itu biasanya motifnya banyak. Apakah masalah ekonomi atau keluarga,” sambungnya. Perlu juga ditelusuri apakah saat di penjara sebelumnya pernah melakukan kekerasan kepada narapidana lain.

Diwartakan sebelumnya, tragedi berdarah terjadi di Sangatta, Kutai Timur, Selasa (11/8), sekitar pukul 04.00 Wita. Seorang anak menganiaya ayah kandungnya dengan senjata tajam hingga tewas.

Pelaku bernama Joni (38). Bekerja sebagai petani. Sementara itu, korban bernama Iknasius Klao (60). Pekerjaannya juga sebagai petani. Selain sang ayah, si anak menganiaya istrinya, Delviana (37), saat berusaha melerai aksi brutal Joni. Tindakan Joni membuat Delviana sekarat dan dirawat di puskesmas di Bengalon. (dq/rom/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X