Cerita Bayi yang Diduga Menderita Leukemia Mieloid Akut

- Rabu, 12 Agustus 2020 | 12:17 WIB
Bayi dari Liliana yang mendapatkan perawatan intensif di RSUD Bontang.
Bayi dari Liliana yang mendapatkan perawatan intensif di RSUD Bontang.

Derai air mata jatuh dari kelopak mata Liliana. Ia tidak bisa menahan kerinduannya. Ketika membesuk buah hatinya mendapatkan perawatan insentif di ruang neonatal intensive care unit (NICU) RSUD Bontang. Dua pekan raganya berpisah dengan anak kelimanya itu.

 

ADIEL KUNDHARA, Bontang

 

PROSES persalinan telah dilewati oleh Liliana. Tepat pada 29 Juli pukul 09.20 Wita. Melalui operasi cesar. Namun, buah hati harus mendapatkan perawatan lanjutan. Karena bayinya diduga menderita acute myeloid leukemia (AML) atau leukemia mieloid akut. Menurutnya, pada masa hamil kondisi janin baik. Hasil pemeriksaan USG sejak usia kandungan 5 dan 8 bulan. “Kata dokter bayi saya sehat. Maksimal beratnya 3,3 kilogram,” ujar Liliana.

Keluhan lain juga tidak dirasakan. Bahkan janin saat itu gerak aktif. Ditelusuri, dari silsilah keluarga tidak ditemukan riwayat keturunan dengan diagnosa demikian. Ia justru mengetahui kondisi bayi menderita AML setelah melahirkan. Dimulai tidak adanya tangisan pasca-operasi. Diakuinya setiap kehamilan, tekanan darahnya selalu rendah. “Pasti kalau diukur 80-90 mmHg,” sebutnya.

Setelah dia diperbolehkan pulang, rasa kerinduan membahana. Pasalnya, sang bayi mesti ditinggal di rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif oleh tenaga medis. Terkadang isak tangis menyelimuti tiap malam. “Padahal keempat kakaknya sehat semua,” ucapnya.

Kunjungan dilakukan tiap saat. Demi melihat buah hati. Selain itu, kedatangannya juga untuk memasok keperluan popok, susu formula, dan pakaian. Keperluan ekonomi Liliana bertumpu pada suaminya. Dia memiliki usaha pentol rebus keliling.

Imbas pandemi Covid-19, pendapatan menurun drastis. Terlebih ketika harus menemani istri melewati proses pasca-operasi. Bahkan pernah sehari keuntungan yang didapatkan hanya Rp 30 ribu. “Sebelum corona mewabah bisa Rp 500 ribu sehari,” sebut Rudi, suami dari Liliana.

Sementara itu, dokter spesialis anak RSUD Taman Husada dr Arlita Eka Putri Vivin Puspitasari mengatakan operasi cesar dipilih saat persalinan karena sang ibu menderita wasir. “Takutnya kalau dipaksakan normal bisa terjadi pendarahan hebat saat bayi keluar,” kata perempuan yang akrab disapa Putri itu.

Ketika lahir, bayi mengalami down syndrome. Tandanya dengan tangisan yang tidak kuat. Sehingga pasien dilakukan observasi dan perawatan. Dengan pemasangan intubasi endotrakeal dan diberikan oksigenasi melalui ventilator. Bayi juga dilakukan pemeriksaan rontgen dan darah di hari yang sama.

Hasil pemeriksaan darah didapati pasien mengalami anemia dan salah satu kondisi ekstrem. Mengingat kadar sel darah putih mencapai 116.920 McL. Lantas, dokter mencurigai ke arah keganasan darah atau leukemia.

Setelah itu, tenaga medis melakukan pemeriksaan lanjutan. Berupa pemeriksaan morfologi darah tepi. Didapatkan pasien itu dicurigai menderita AML. “Leukemia sejak lahir itu kejadian jarang di dunia. Kejadian kongenital leukemia ini hanya 1-5 anak per 1.000.000 kelahiran hidup. Sangat kecil angkanya,” ucapnya.

Selain itu, penderita kurang dari 1 persen pada leukemia anak-anak. Kondisi yang menjadi faktor risiko anak itu mengalami keganasan ialah kondisi down syndrome (trisomi 21). Memang angka kejadian AML lebih tinggi dibanding tidak menderita down syndrome.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X