Sektor Mamin Yakin Kuartal Tiga Penjualan Naik

- Rabu, 12 Agustus 2020 | 12:08 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA- Geliat yang ditunjukkan sektor ritel di bulan Juni lalu, ikut mengerek optimistisme industri makanan dan minuman. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) memprediksi bahwa sektor mamin dapat tumbuh lebih baik di kuartal ketiga 2020 terutama jika indikator positif seperti kenaikan ritel dapat dijaga.

Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan bahwa indikator Purchasing Manager' Index (PMI) manufaktur Indonesia naik di level 39,1 di Juni, atau naik 10,5 poin dibanding Mei 2020 yang sebesar 28,6. Hal tersebut menurut Adhi setidaknya menjadi sinyal yang cukup positif bahwa produktivitas berbagai industri sudah membaik.

Adhi mengatakan bahwa pada bulan Maret, Gapmmi melakukan survei terhadap para anggotanya terkait penurunan kinerja industri. Hasilnya, sebagian besar menyatakan penurunan sekitar 30 sampai 40 persen. ”Kami belum melakukan survei terbatu, tapiindustri makin terlihat ada perbaikan. Pada kuartal III perkiraan industri mamin tumbuh 0 sampai 1 persen,” ujarnya, kemarin (11/8). 

Kemudian berdasarkan data yang lain, dari Badan Pusat Statistik (BPS), dipaparkan bahwa kontribusi industri pengolahan ke PDB mencapai 19,87 persen pada kuartal II 2020. Untuk itu, Gapmmi makin optimistis mamin yang punya peran besar di industri pengolahan dapat menjadi lokomotif pertumbuhan PDB pada kuartal III nanti. ”Saya prediksi akan positif nanti,” tambahnya.

Pada kesempatan sebelumnya, Gapmmi menjelaskan bahwa target industri tahun ini tumbuh hingga 9 persen. Namun target tersebut direvisi saat pandemi Korona menyerang menjadi maksimal 4 persen pada akhir tahun ini. ”Support dari pemerintah harus benar-benar segera diimplementasikan. Ini bisa berhasil untuk tidak terjadi resesi,” bebernya.

Sementara itu, dari pihak Kementerian Perindustrian menegaskan bahwa industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor manufaktur yang masih mampu tumbuh positif pada kuartal II tahun 2020 setelah tertekan berat akibat dampak pandemi Korona. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal II 2020, industri mamin tumbuh sebesar 0,22 persen secara tahunan (y-o-y). ”Pertumbuhan positif sektor industri mamin ini merupakan momentum yang harus terus dijaga dan juga ditingkatkan sehingga dapat konsisten memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Abdul Rochim, kemarin (11/8).

Rochim menjelaskan bahwa beberapa komoditas unggulan yang memacu kinerja industri mamin tersebut, antara lain produk olahan ikan, mi, dan kopi. “Selain itu, pertumbuhan sektor industri ini juga didukung oleh peningkatan nilai ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan minyak inti kelapa sawit (PKO),” tambahnya.

Menurut Rochim, guna menjaga tren positif di sektor industri mamin, salah satu langkah penting yang menjadi fokus utama dari Kemenperin adalah mendorong ketersediaan bahan baku agar bisa mencukupi kebutuhan produktivitas manufakturnya. Dalam hal ini, Kemenperin aktif berkoordinasi dengan para stakeholder terkait baik di tingkat kementerian maupun pelaku industri agar bisa berjalan lancar.

Rochim menambahkan bahwa pihaknya telah bertemu dengan salah satu deputi di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk menjajaki kemungkinan penyelenggaraan suatu event pada libur panjang di akhir tahun. ”Ini supaya mendorong konsumsi masyarakat sekaligus untuk meningkatkan pertumbuhan sektor industri mamin di dalam negeri,” urainya.

Lebih lanjut, Rochim sepakat hal lain yang juga membantu sektor industri mamin tumbuh positif adalah mulai dibukanya pusat perbelanjaan. Namun demikian, pengelola dan pengunjung pusat perbelanjaan harus dapat mematuhi penerapan protokol kesehatan. “Selain itu, di tengah kondisi pandemi, masyarakat membeli cukup banyak beberapa produk makanan olahan melalui online,” ujarnya.

  Rochim optimistis, kinerja industri mamin masih dapat tumbuh positif untuk periode berikutnya. Menurut dia, pertumbuhan positif itu tergantung dari dua hal penting, yaitu kepatuhan terhadap protokol kesehatan dan yang kedua adalah perkembangan dari pandemi Korona. ”Apabila kedua hal ini tercapai, kami memproyeksikan industri mamin bisa tumbuh sampai 3 persen pada akhir tahun 2020,” pungkasnya. (agf)

 

Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X