Sudah 3,5 Juta Nomor Rekening Pekerja Disetor

- Rabu, 12 Agustus 2020 | 11:56 WIB

JAKARTA – Pengumpulan nomor rekening (norek) pekerja calon penerima bantuan subsidi upah (BSU) bertambah pesat. Hingga Selasa (11/8), tercatat sudah 3,5 juta norek yang terkumpul di BPJamsostek. Jumlah ini meningkat tajam dari sehari sebelumnya sebanyak 700 ribu norek.

Diakui Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah, pengumpulan norek dan validasi jadi tantangan utama dari program bantuan ini. Sebab nantinya, penyaluran bantuan bakal diserahkan langsung pada pekerja. ”Langsung gak pakai mampir,” ujarnya ditemui usai diskusi bersama pelaku industri pariwisata, di Jakarta, kemarin (11/8).

Melihat penambahan yang cukup signifikan dalam satu hari ini, Ida optimis, proses pengumpulan norek ini bisa cepat. Pada bulan ini, ditargetkan bisa diatas 5 juta norek. Sehingga, bantuan sebesar Rp 600 ribu per bulan ini bisa segera dikucurkan. ”Semua secara paralel bergerak. Mudah-mudahan Agustus bisa mulai (dicairkan, red),” ungkapnya.

Meski begitu, dia tetap meminta agar HRD perusahaan dapat proaktif untuk menyetor norek pekerjanya yang memenuhi syarat untuk menerima BSU ini. Diantaranya, merupakan peserta aktif BPJamsostek dan upah dibawah Rp 5 juta per bulan.

Untuk syarat peserta aktif, Ida menyebut, tidak akan terbatas pada yang aktif mengiur saja. Bagi yang menunggak pun bakal diperhitungkan untuk menjadi penerima subsidi. ”Sepanjang dia masih jadi peserta BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek, red) ya,” jelas Ida.

Sementara untuk penetapan batas upah di bawah Rp 5 Juta ini, lanjut dia, tujuannya ialah memperluas coverage penerima bantuan. Selain itu, banyak juga pekerja yang meski bergaji Rp 5 juta namun berkurang drastis pada masa pandemi ini. entah karena efisiensi kantor ataupun pengurangan jam kerja yang akhirnya berpengaruh pada besaran upah yang diterima.

”Kami memprioritaskan yang dibawah Rp 5 juta. Karena, kalau yang diatas itu dan mengalami pengurangan kan masih bisa survive ya sepertinya,” papar Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.

Kebijakan ini pun tak lepas dari polemik. Ida mengaku, ada pertanyaan yang mampir soal kenapa harus pekerja yang masih aktif? Bukan mereka yang di-PHK ataupun lainnya. Menurutnya, justru kebijakan bantuan ini menyempurnakan treatment yang diberikan oleh pemerintah sebelumnya dalam rangka menghadapi pandemi Covid-19 ini. ”Semua sudah. Tinggal pekerja yang memang pendapatannya banyak yang turun drastis,” ungkap Ida.

Pada bagian lain, mantan Anggota DPR RI ini menyampaikan jika dipa usulan BSU ini segera rampung. Kemarin, usulan sudah disampaikan pada menteri keuangan dan akan dilengkapi dengan peraturan menteri ketenagakerjaan (permenaker) soal BSU tersebut.

Meski begitu, permenaker ini belum bisa dikeluarkan. Karena masih akan dilakukan harmonisasi terlebih dahulu dengan peraturan pemerintah lainnya di Kementerian Hukum dan HAM.

Terpisah, Presiden Joko Widodo menjelaskan, semua bantuan sosial akan diupayakan agar bisa segera dikeluarkan. Termasuk di dalamnya bantuan subsidi upah kepada sekitar 15,7 juta pekerja non-ASN dan BUMN yang gaji bulanannya di bawah Rp 5 juta. ’’Insya Allah dalam seminggu dua minggu ini ini sudah akan keluar,’’ terangnya di Makodam III Siliwangi kemarin.

Begitu pula bansos produktif untuk 13 juta UMKM senilai Rp 2,4 juta dan bantuan-bantuan lainnya. diharapkan, bantuan tersebut mampu menjaga daya beli masyarakat di bawah. ’’Konsumsi domestik kita juga akan naik,’’ lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu. sehigga diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

Karena itu, Presiden meminta agar para kepala daerah segera merealisasikan belanja APBD-nya. Karena secara umum, dia melihat anggaran-anggaran itu masih banyak yang disimpan di bank. ’’Masih Rp 170 triliun di bank,’’ tuturnya. artinya perlu kecepatan untuk menggunakan APBD, khususnya di kuartal ketiga yang akan berakhir pada September mendatang.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menjelaskan, kebutuhan subsidi di wilayahnya memang tergolong besar. ’’Sebelum covid, subsidi itu hanya 25 persen kepada populasi. Sekarang 72% rakyat Jawa Barat itu tangannya di bawah,’’ ujarnya. Dari 14 juta KK di Jabar, 10,7 juta di antaranya memerlukan bansos. untuknya, ada fasilitas pinjaman daerah sehingga ada cadangan untuk menggerakkan ekonomi setidaknya sampai Desember.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Cabor Senam Usul Latihan di Luar Kaltim

Sabtu, 27 April 2024 | 10:10 WIB

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB
X