Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah telah meninjau Jembatan Long Penjalin di Desa Umaq Dian, Kecamatan Tabang, yang runtuh. Kedatangan orang nomor satu di Kukar ini untuk memastikan kegiatan perekonomian kembali berjalan, setelah dibangun jalur alternatif.
TENGGARONG - Bupati Kukar Edi Damansyah datang pada Minggu (9/8) ke lokasi bersama sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Ia sempat meminta penjelasan pihak Dinas Pekerjaan Umum (DPU) terkait penyebab runtuhnya jembatan tersebut.
Selain itu, bupati sempat berdiri di atas jembatan darurat yang dibangun oleh warga beserta pihak swasta agar bisa dilalui oleh masyarakat sekitar. “Ini jembatan yang dibangun oleh masyarakat secara darurat supaya mobilitas serta perekonomian warga di Tabang tidak terganggu,” katanya.
Untuk sementara jembatan dibangun dengan menggunakan kayu. Jembatan tersebut dibangun di atas patahan jembatan yang masih tersisa. Ia pun mengimbau agar dilakukan pembatasan sementara terhadap kendaraan yang melintas.
“Saat ini Dinas PU Kukar juga sedang membuat desain alternatif agar lebih permanen. Sebab, jembatan ini dibangun oleh warga dan masih rawan terjadi longsor. Saya berharap pihak perusahaan yang beroperasi turut terlibat,” imbuhnya.
Bupati juga mengumpulkan para perusahaan yang beroperasi di sekitar jembatan. Rencananya jembatan alternatif tersebut akan dibangun sekitar 15 meter dari lokasi jembatan yang telah ambruk.
Untuk sementara, jembatan alternatif tersebut menggunakan konstruksi kayu log memiliki panjang 120 meter, lebar 6 meter dengan estimasi selesai pengerjaan selama 2 minggu.
Diwartakan sebelumnya, akses jalur darat di kecamatan hulu Kukar kembali terganggu. Jumat (7/8) lalu sekitar pukul 17.30 Wita, Jembatan Long Penjalin di Km 11, Desa Umaq Dian, Kecamatan Tabang ambruk. Jembatan ini menjadi penghubung satu-satunya menuju pusat Kecamatan Tabang.
Akibatnya, kendaraan roda empat pun sempat tak bisa melintas di jalur tersebut. Tak hanya membuat transportasi umum terhambat, angkutan sembako yang biasa mendistribusikan berbagai kebutuhan bagi warga Kecamatan Tabang juga terhalang.
Untuk jalur alternatif lain, warga harus menggunakan transportasi sungai, dengan selisih waktu hingga lebih dari empat jam. Camat Tabang Paisyal menduga, ambruknya jembatan akibat abrasi saat banjir. (qi/kri/k16)