Partai Baru Mahathir Bikin Partai Bersatu Pecah

- Selasa, 11 Agustus 2020 | 10:47 WIB
Mahathir
Mahathir

KUALA LUMPUR– Kejayaan Partai Bersatu di bawah Muhyiddin Yassin tak bertahan lama. Rencana Mahathir Mohamad untuk mendirikan sebuah partai menjadi penyebabnya. Tokoh senior dan anggota partai tersebut beramai-ramai keluar partai untuk bergabung dengan perdana menteri dengan masa jabatan terlama itu.

Sejak pekan lalu, tiga anggota dewan tertinggi Bersatu sudah menyatakan pengunduran diri mereka. Yang terakhir adalah Ulya Aqamah Husamudin. Dia menyusul Kadir Jasin, mantan penasihat media Mahathir, dan Tarqi Ismail.

Bukan hanya bagian kepala Bersatu yang keropos, kaki-kaki partai di beberapa negara bagian sudah lumpuh. Misalnya, ketua cabang Petaling Jaya yang mengundurkan diri dan ikut membawa 500 anggotanya keluar partai. Di Langkawi, daerah pemilihan Mahathir, 22 anggota komite cabang Bersatu sudah mengundurkan diri.

’’Kami keluar dari partai untuk menunjukkan bahwa kami tak akan takluk pada kekuasaan dan suap,’’ ungkap Wakil Ketua Bersatu Cabang Langkawi Shukor Bahari kepada Harian Metro Malay.

Sebagian besar anggota yang keluar menyebut keputusan Muhyiddin untuk keluar dari blok Pakatan Harapan sebagai alasan utama kekecewaan mereka. Muhyiddin menjadi perdana menteri dengan membentuk aliansi Perikatan Nasional yang juga menggandeng UMNO. Padahal, salah satu alasan Bersatu didirikan empat tahun lalu adalah menjatuhkan UMNO.

Sejak keputusan itu, Mahathir dan lima anggota parlemen Malaysia lainnya didepak oleh Bersatu karena menolak duduk bersama UMNO. Hal tersebut rupanya membuat banyak pejabat partai di daerah ikut meradang. ’’Kepemimpinan pusat sama sekali tak mendiskusikan kolaborasi tersebut kepada anggota lapisan bawah,’’ ujar anggota Parlemen Negara Bagian Jeram Shaid Rosli Sabtu lalu (8/8) menurut The Straits Times.

Saat ini Mahathir belum menentukan detail partai yang akan dibentuk. Dia hanya mengumumkan pada Jumat bahwa dirinya ingin membentuk partai dan sudah mempunyai dukungan mayoritas dari anggota Bersatu. Namun, dia harus mendapatkan persetujuan dari Menteri Dalam Negeri Hamzah Zainudin, kroni Muhyiddin, lebih dulu.

’’Kami sebenarnya ingin bergabung ke Pakatan Harapan. Tapi tak bisa karena ada masalah dengan partai di dalam aliansi tersebut,’’ jelas Mahathir. Media menganggap bahwa yang dimaksud Mahathir adalah Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin Anwar Ibrahim. (bil/c20/ayi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X