Bisnis Ready Mix Kencangkan Ikat Pinggang

- Selasa, 11 Agustus 2020 | 10:44 WIB
ilustrasi
ilustrasi

BALIKPAPAN- Belanja pemerintah diharapkan bisa segera berjalan di paruh kedua tahun ini. Sebab, sepinya proyek infrastruktur saat ini turut memukul bisnis semen beton siap pakai atau ready mix.

Direktur Utama PT Balikpapan Ready Mix Roy Nirwan mengatakan, setelah kondisi ekonomi Kaltim merosot, memang bisnis ready mix belum bisa kembali ke kondisi semula. “Kalau di Balikpapan diuntungkan dengan adanya proyek RDMP atau perluasan kilang Pertamina. Tetapi, proyek lainnya hampir tidak ada,” ungkapnya, Senin (10/8).

Menurutnya, jika tidak ada RDMP bisnis ready mix di Balikpapan sangat anjlok. Sebab jika dibanding tahun-tahun sebelumnya, hanya sekitar 10 persen pengerjaan yang bisa dijalankan. Dia berharap pandemi Covid-19 ini segera reda dan belanja pemerintah aktif kembali. Sekarang ini APBN atau APBD fokus kepada penanggulangan Covid-19 atau di bidang kesehatan. Untuk proyek fisik sampai saat ini tidak ada.

Kantong kas daerah juga masih belum membaik. Menurutnya, bisnis ready mix ini porsi untuk pemerintah cukup besar. “Kami harapkan paling tidak berapa persen bisa ke proyek fisik. Kemudian, swasta juga saat ini tidak ada. Pembangunan kecil seperti jalan perumahan atau pembangunan ruko bertingkat tidak ada. Ya benar-benar anjlok. Tapi, untung masih ada RDMP,” ungkapnya.

“Ya tahun ini, awalnya memang ada indikasi lebih baik dari tahun lalu. Karena perpindahan ibu kota negara. Tapi tidak diduga pandemi Covid-19, kami pengusaha bisa pasrah saja. Efisiensi sudah kami lakukan sampai saat ini,” kata Roy. Walhasil, pria yang pernah menjabat sebagai ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Balikpapan ini mengaku sedang mengikat pinggang dengan kencang.

Senada, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Balikpapan Yaser Arafat menuturkan perusahaannya yang bergerak di bidang ready mix, PT Anugerah Jaya Beton juga mengalami kondisi serupa. Permintaan semen ia klaim jauh menurun. “Tahun ini kami memprediksi bisnis ready mix akan membaik. Tapi kondisi tidak diduga,” bebernya.

Ia juga menjelaskan biaya operasional bisa di-cover normalnya produksi minimal 2.000 kubik. Di bawah itu, mau tidak mau keuntungan yang dulu dikeluarkan lagi untuk menombok. “Sekarang, yang nyata bisa dikerjakan adalah proyek RDMP. Ini adalah megaproyek, mungkin semua perusahaan ready mix bakal kena imbasnya,” tutupnya. (aji/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS Turun di Setiap Kelompok Umur

Senin, 6 Mei 2024 | 14:22 WIB

Harga Kakao Berau Semakin “Manis”

Senin, 6 Mei 2024 | 12:48 WIB

BRI Buka Kantor Layanan Baru di Kampus Unmul

Jumat, 3 Mei 2024 | 14:36 WIB
X