Nasib Jembatan Pulau Balang, 13 Tahun Sisi Balikpapan Selalu Payah

- Senin, 10 Agustus 2020 | 13:17 WIB
TERTAHAN DI SISI DARAT: Bentang tengah Jembatan Pulau Balang yang bakal segera tersambung. Secara keseluruhan, progres akses penghubung Balikpapan dengan PPU itu sekitar 87 persen. NUGROHO PANDU/KP
TERTAHAN DI SISI DARAT: Bentang tengah Jembatan Pulau Balang yang bakal segera tersambung. Secara keseluruhan, progres akses penghubung Balikpapan dengan PPU itu sekitar 87 persen. NUGROHO PANDU/KP

Progres bentang panjang Jembatan Pulau Balang cukup menggembirakan. Namun sayang, akses pendekat di sisi Balikpapan masih jadi masalah. Salah-salah setelah rampung, jembatan belum bisa dilintasi.

 

BALIKPAPAN-Jembatan Pulau Balang kembali ditarget rampung tahun depan. Tidak ada kendala besar untuk pekerjaan dari sisi bentang jembatan. Namun, masalah klasik masih mengadang di sisi jalan pendekat. Masalah yang sama sejak pencanangannya 13 tahun lalu. Soal pembebasan lahan dari sisi Balikpapan.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jembatan Pulau Balang 1 Kaltim, A Bismoseno menerangkan, dari sisi pekerjaan di bentang jembatan masih terus dilakukan. Memang ada hambatan dari kondisi cuaca buruk. Namun, sebut dia, bukan jadi alasan utama proyek jembatan penghubung Balikpapan dengan Penajam Paser Utara (PPU) itu terhenti.

“Ada juga keterlambatan dari sisi pengiriman material dari Palu. Karena gelombang tinggi. Namun, tidak begitu berpengaruh,” ujar Bismo, (9/8).

Yang saat ini masih menjadi persoalan utama adalah pembebasan lahan. Bismo bahkan berharap, proses itu tidak sampai mengganggu progres keseluruhan proyek yang akan meningkatkan konektivitas Jalan Lintas Selatan Kalimantan, yang menjadi jalur utama angkutan logistik di Pulau Kalimantan itu. “Ya, dari sisi Balikpapan lahannya belum klir,” ungkapnya.

Saat ini, dijelaskannya, kontraktor tengah mengerjakan jembatan utama bertipe cable stayed yang memiliki panjang sekitar 804 meter itu. Kemudian jembatan pendekat 4x40 meter di sisi Pulau Balang. Lalu ada jalan akses sejauh 1,8 kilometer. Juga dari sisi PPU. “Saat ini kami bekerja di segmen 14 dari 21 segmen plus closure 1. Ini untuk bentang jembatan cable-nya ya,” tuturnya.

Selain membangun jembatan, pekerjaan melengkapi fasilitas penunjang juga dilakukan. Seperti pengadaan penerangan jalan umum (PJU). Sayangnya, hingga kini belum ada infrastruktur listrik yang menyambung ke jembatan. “Kami berusaha koordinasi dengan PLN, apakah bisa bantu kami,” ujarnya.

Sebenarnya, ada pekerjaan dari sisi Balikpapan. Namun, masih dipertimbangkan. Apakah boleh dikerjakan atau tidak. Karena lahannya memang belum bebas. Selebihnya, ada sisa 15 kilometer jalan yang direncanakan jadi akses tapi belum bisa dilalui karena ada perubahan lokasi. “Rencana sebelumnya ‘kan tembus ke Kilometer 13,” ucapnya.

Saat ini Bismo yakin dengan progres pekerjaan yang ada, maka Jembatan Pulau Balang akan rampung pada Februari 2021. Namun, ditegaskannya, kondisi jembatan berteknologi structural health monitoring system (SHMS) itu tidak akan fungsional jika tidak ada akses pendekatnya. “Itu menjadi tanggung jawab Pemprov Kaltim yang dibantu kabupaten (PPU) dan kota (Balikpapan). Itu MoU-nya,” sebutnya.

Secara keseluruhan untuk proyek jembatan sudah 87 persen. Diakui, jika persoalan pembebasan lahan jalan pendekat di sisi Balikpapan tidak tuntas sesuai target, dipastikan Jembatan Pulau Balang tidak akan fungsional. Sebab, saat ini pun, jembatan yang awalnya memiliki nilai proyek Rp 1,33 triliun itu hanya tersambung di sisi PPU.

“Sekarang orang dari PPU sudah bisa mengakses ke jembatan. Meski belum melalui jalan utama. Tapi dari sisi Balikpapan nol. Pembebasannya saja belum ada, apalagi fisiknya,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (Pupera) Kaltim Irhamsyah menerangkan, pihaknya masih memproses pembebasan lahan dari sisi Balikpapan. Setelah revisi desain agar tidak melintasi kawasan hutan lindung mangrove, dokumen yang ada disebut sudah lengkap. “Kami upayakan tahun ini penlok (penunjukan lokasi). Setelah itu appraisal lahan yang terkena trase,” ujarnya.

Desain terbaru memang berdampak pada desain jembatan di sisi Balikpapan menjadi bertambah. Dari sebelumnya 13 kilometer menjadi 15,35 kilometer. Sebelumnya, Irhamsyah menyebut, anggaran pembebasan lahan jalan pendekat sisi Balikpapan telah dialokasikan sebesar Rp 25 miliar. Akan tetapi, mengalami pemangkasan untuk penanganan Covid-19 hingga menyisakan Rp 1 miliar.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X