Rakit Sepeda Sendiri biar Spesifikasi Sesuai Keinginan

- Senin, 10 Agustus 2020 | 13:04 WIB
Rio Erwin Permana
Rio Erwin Permana

Bersepeda mungkin menjadi tren masa kini. Namun, lain cerita untuk mereka yang telah sekian lama menggeluti.

 

OKTAVIA MEGARIA, Balikpapan

 

MENGENAL sepeda sejak kanak-kanak, membuat Rio Erwin Permana menyukai kendaraan roda dua itu. Seiring berjalannya waktu, sepeda yang hanya digunakan untuk sekolah dan bermain, berganti menjadi hal yang memacu adrenalinnya.

Hal itu bermula pada 2009. Kala itu, dia yang bermukim di Jakarta tren gowes mulai mencuat. Dari ajakan kawan sepermainan, ia pun memutuskan membeli sepeda gunung United Dominated. Menurut dia, jenis sepeda itu bisa digunakan di semua kondisi jalan.

Ketika pindah ke Kota Minyak pada 2012, hobi itu semakin kuat ia dalami. Sebab, lingkungan tempat ia bekerja, menjadi ranah Rio semakin mengenal dunia sepeda. Ia pun mengikuti beberapa komunitas, seperti Pertamina Hulu Mahakam (PHM) Cycling dan Santa Cruz Indonesia (SCI).

“Di sini ketemu teman-teman kantor yang banyak pengalaman. Kami sharing, terus sampai bisa merakit sepeda sendiri,” kata pria kelahiran Pekanbaru, 11 Mei 1986 itu.

Sejak itu, ia pun rutin merakit sepeda sendiri. Membeli peralatan yang diperlukan, untuk menghasilkan spesifikasi yang diinginkan. Sebab, kata pria 34 tahun itu, kebanyakan sepeda yang dibeli utuh nyatanya tidak sesuai dengan yang diinginkan. Selalu ada hal yang ingin dia tambahkan.

Rio saat ini memiliki tiga koleksi sepeda. Yakni Santa Cruz Bronson V3 CC, Mosso MSL Pro 7064, dan Folding Bike Trifold.

Untuk Santa Cruz miliknya, dia mengaku merakit sendiri. Membeli peralatan secara online. Sebab, barang-barang yang diperlukan hampir tidak ditemukan di Balikpapan. “Biasanya pesan di web online e-commerce, atau beli dari teman-teman di komunitas sepeda yang saya ikuti,” ucapnya.

Biaya yang diperlukan pun tidak sedikit. Merakit Santa Cruz Bronson V3 CC tersebut, Rio bisa menghabiskan biaya sekitar Rp 80-90 juta. Namun, kata dia, jika dibeli langsung (full bike) harganya akan kurang lebih saja. Perbedaannya, terletak pada spesifikasi yang diinginkan.

Sebagai pegiat sepeda gunung, Rio menyebut, kondisi jalan di Balikpapan sangat pas untuk dilalui. Bahkan untuk ke kantor, ia lebih sering melalui gang-gang kecil, dengan kondisi jalan yang naik-turun.

Tak tanggung-tanggung, beberapa tempat seperti Gunung Bromo, Bali, Malang, Garut, Jogjakarta, Puncak Bogor, dan Bandung sudah pernah ia lalui. Semua tempat itu memberi kesan masing-masing baginya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X