TANA PASER - Pesona alam pariwisata Kabupaten Paser terus menggeliat beberapa tahun terakhir. Setelah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Janju, Kecamatan Tanah Grogot, yaitu Kampung Warna-Warni meraih peringkat 4 kategori Desa Wisata yang sedang berkembang, kini giliran Pokdarwis Desa Pasir Mayang, Kecamatam Kuaro menunjukkan prestasi.
Pokdarwis Desa Janju mewakili Kaltim Bersama Pokdarwis Kuala Abadi di ajang Indonesia Sustainable Toursm Award (ISTA) 2019 yang digarap Kementerian Pariwisata. Pada tahun yang sama, Pokdarwis Desa Pasir Mayang dengan pesona Pantai Pasir Putih-nya terbaik di Kaltim. Selanjutnya, Pokdarwis itu berhak mengikuti lomba di tingkat nasional 2020.
"Bulan depan akan ada agenda bersih-bersih di Pantai Pasir Mayang. Kita berharap, masyarakat setempat bisa terus mendukung dan menjaga kebersihan pantai ini," kata Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporpar) Paser, Yusuf Sumako, (9/8).
Yusuf optimistis, Pokdarwis Pasir Mayang bisa mengharumkan kembali nama Kaltim di tingkat nasional seperti pada 2019. Sejak jalan menuju Desa Pasir Mayang lebih baik pada 2018 lalu, kunjungan wisatawan ke desa ini terus meningkat. Padahal dulu, kata dia, bila warga sekitar ingin ke ibu kota Tana Paser, lebih memilih jalur laut dengan menyeberang melalui Pelabuhan Desa Pondong Baru, lalu ke Tanah Grogot dengan jarak 15 kilometer.
Kini, akses dari Desa Pasir Mayang ke luar jalan utama trans Kaltim sepanjang 14 kilometer banyak sudah beraspal. Sebagian masih pengerasan dan mudah dilalui kendaraan roda dua maupun empat. Kunjungan padat biasanya di akhir pekan ke pantai ini.
Bahkan, dampaknya ke perekonomian warga setempat yang mulai bermunculan membangun warung, gazebo, dan wadah bilas mandi. Desa yang penduduknya 3.000 jiwa lebih ini mayoritas nelayan dan berkebun. Dengan adanya potensi wisata, diharapkan bisa mendongkrak pendapatan warga secara pribadi maupun pendapatan desa.
Libur Lebaran biasanya merupakan puncaknya kunjungan ke pantai. Selain pantai, ada dua spot yang bisa menjadi opsi pengunjung. Yaitu
Makam Datu Paser Mayang dan Ratu Bura Daya. Selain itu, ada wisata mangrove dengan menggunakan speedboat yang disediakan warga setempat. (jib/kri)