SEGAH–Jalan poros di Kecamatan Segah bikin miris. Terlebih, usai hujan melanda. Jalan penghubung antar-kecamatan itu bak dilapisi aspal warna cokelat alias dipenuhi lumpur.
Bakri (47), pekerja di kebun kelapa sawit, mengaku merasa tidak nyaman saat melintasi jalan poros itu kala menuju ibu kota kecamatan yaitu Kampung Tepian Buah.
"Memang jalan yang rusak itu sudah ditambal tanah, namun saat ini kan musim hujan. Jadi bukannya baik, ruas jalan malah dipenuhi dengan lumpur," ujarnya.
Bakri mengaku ketika hendak melewati jalanan tersebut dirinya harus ekstrahati-hati lantaran di samping jalan yang becek, juga terdapat banyak lubang yang dapat mengancam keselamatannya.
Bakri berharap, jalan rusak tersebut segera dilakukan perbaikan secara permanen, sehingga dirinya dan masyarakat lainnya dapat menjalankan aktivitas kesehariannya dengan nyaman.
Sementara itu, Junaidi, kabid penataan jalan DPUPR, saat dikonfirmasi mengakui adanya kerusakan badan jalan di Kecamatan Segah. Junaidi menyebut, banyak terdapat kerusakan badan jalan yaitu penghubung dari Kampung Harapan Jaya dengan Kampung Tepian Buah yang merupakan pusat administrasi Kecamatan Segah, Kabupaten Berau.
Disebutkan Junaedi, hingga tahun ini, pihaknya memang belum melakukan perbaikan badan jalan secara permanen. Pada 2019, pihaknya sudah melakukan pembenahan fondasi jalan. Menurut dia, ada beberapa akses jalan dari Kampung Harapan Jaya hingga Kampung Tepian Buah, yang telah dilakukan pengaspalan namun karena sebagian jalan tersebut berada di lokasi rawa, sehingga menyebabkan ruas aspal cepat rusak.
"Memang dari tahun lalu kami fokus pembuatan fondasi, namun untuk tahun ini, kami akan tetap melakukan pemeliharaan swakelola mandiri badan jalan yang rusak tersebut," ujarnya.
Disebutkan Junaedi, adanya pemeliharaan tersebut terlambat dilaksanakan lantaran peralatan yang digunakan untuk melakukan perbaikan jalan saat ini masih berada di Kampung Merasa.
"Agustus ini akan kami upayakan lakukan pemeliharaan tersebut," sebutnya. Selain itu, Junaedi turut membeberkan kisaran anggaran yang diperlukan untuk pemeliharaan jalanan tersebut yaitu sekitar Rp 50 juta.
"Karena kan itu kita lakukan secara mandiri dan menggunakan alat kami, maka tidak membutuhkan biaya yang begitu besar paling yang membutuhkan biaya yaitu bahan bakar yang kami siapkan kurang lebih 10 drum dan konsumsi serta keperluan lainnya," jelas dia. (*/uga/far/k8)