Di Perbankan, Pola Kerja WFH Dipantau

- Senin, 10 Agustus 2020 | 11:15 WIB
ilustrasi
ilustrasi

PERBANKAN juga sempat menerapkan work from home (WFH), mengikuti anjuran pemerintah. Namun, sejak 2 Juni, mereka sudah kembali masuk kerja seperti biasa. “Jadi WFH itu sampai 70 persen karyawan. Kemudian ada sekitar enam outlet saya tutup saat itu,” ungkap Pimpinan Cabang BNI Samarinda Novachristo Joseph Silangen, saat ditemui di kantornya, Jalan Sebatik, Samarinda, Jumat (7/8).

Pria yang karib disapa Ito itu menuturkan, ketentuan enam outlet yang ditutup tersebut berdasarkan lokasi. Seperti di daerah Jalan Sutomo yang satu area dengan rumah sakit rujukan Covid-19. Kemudian di lingkungan kampus, sebab kegiatan perkuliahan sistem jarak jauh.

Pola kerja WFH benar-benar dia pantau. Ada sistem yang dibangun dengan model check in wajib seluruh karyawan. Sehingga karyawan benar dalam bekerja di rumah. “Jangan sampai malah keluyuran. Setelah check in ketahuan posisi mereka di mana. Terkadang setiap siang kita telepon secara random, benar enggak lagi di rumah, memastikan,” ujarnya.

“Berkaitan dengan teknologi juga, sebagian besar karyawan kami didukung dengan smartphone. Jadi kami tidak mengalami suatu hambatan. Tetap bekerja dan bukan hanya istilah saja,” lanjut Ito. Pekerjaan tetap seperti biasa, melakukan report harian pagi dan sore.

Sekarang jam kerja seperti biasa masuk kantor. Namun dengan standar kesehatan. Seperti dicontohkan Ito dengan membuka jendela dan pintu-pintu saat istirahat siang. Sehingga sirkulasi udara tetap terjaga. Nasabah pun bergiliran masuk untuk dilayani. Sehingga kapasitas di lobby tetap sesuai anjuran dengan asas physical distancing. Teller dan customer service dilengkapi APD memadai sebab kontak langsung dengan nasabah.

Disinggung mengenai kinerja dan target, Ito mengatakan bahwa tidak ada perubahan. “Terkait penyaluran kredit sampai saat ini belum ada revisi. Juga peruntukan untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN),” ujarnya. Pihaknya fokus melaksanakan percepatan agar penyaluran kredit berjalan baik. Meski diakui Ito, di satu sisi daya beli masyarakat sedang turun karena pandemi.

“Itu yang harus benar-benar kita declare, kredit akan salah sasaran. Di satu sisi dituntut menyalurkan, padahal si debitur tidak membutuhkan. Nantinya bukan perencanaan modal kerja malah jadi konsumsi,” ungkapnya. Sehingga meski pandemi, target dan kinerja perbankan tetap berjalan seperti biasa. (rdm/ndu/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB

Komedian Babe Cabita Meninggal Dunia

Selasa, 9 April 2024 | 09:57 WIB
X