PROKAL.CO,
Kemajuan teknologi saat ini sudah cukup untuk mendukung sistem kerja work from home (WFH) di masa pandemi corona. Namun, berbagai kendala kerap ditemui. Perlu adaptasi lebih. Karena nyatanya masih berdampak pada penurunan efektivitas dan produktivitas.
ISTILAH work from home (WFH) kian familier. Seiring imbauan dari pemerintah untuk mengurangi interaksi antara manusia di tengah pandemi. Hampir semua perusahaan menerapkannya. Namun, banyak juga memilih kembali ke kerja tatap muka karena tidak siap. Belum didukung peralatan dan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.
Kepala Bidang (Kabid) Aplikasi dan Layanan E-Government Dinas Komunikasi dan Informatika Samarinda Suparmin mengatakan, pihaknya saat merekrut pegawai sudah menekankan kepada calon pekerja bahwa dalam bidang layanan mereka harus siap melayani. Artinya, mereka harus siap mengikuti ritme kerja yang akan diterapkan, termasuk WFH.
“Kita berani menyebut layanan e-government berarti layanan pemerintah berbasis elektronik. Segala sesuatu yang berbasis elektronik dan internet itu kerjanya 24 jam. Itu mindset awal yang kami bangun,” ujarnya, tengah pekan lalu. Pun pemeliharaan dan pengembangan website organisasi perangkat daerah (OPD). Hingga layanan Samarinda Siaga 112 yang dimaksimalkan untuk aduan Covid-19 di Kota Tepian.
Diceritakan Suparmin, pada minggu kedua Maret muncul imbauan mengenai WFH di lingkungan dinas. “Kemudian saya membuat kebijakan kerja di rumah khusus bagi perempuan dan yang berusia lanjut. Sedangkan yang muda terutama laki-laki masih wajib ke kantor. Diatur jadwalnya dengan sistem sif,” jelasnya.