Tol Balsam Masih Terhalang Pembebasan Lahan Hutan Lindung

- Senin, 10 Agustus 2020 | 10:35 WIB
Direktur Teknik PT JBS Hadi Susanto menjelaskan, pihaknya masih menangani pekerjaan-pekerjaan yang ditangani kontraktor sebelumnya. Sebelum diambil alih JBS selaku operator. Di antaranya, perbaikan sisa konstruksi dan pencegahan akibat pergeseran tanah.
Direktur Teknik PT JBS Hadi Susanto menjelaskan, pihaknya masih menangani pekerjaan-pekerjaan yang ditangani kontraktor sebelumnya. Sebelum diambil alih JBS selaku operator. Di antaranya, perbaikan sisa konstruksi dan pencegahan akibat pergeseran tanah.

BALIKPAPAN–Di tengah sepinya pengguna, PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS) berupaya menyelesaikan pekerjaan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) di Seksi 1 dan 5 yang belum rampung hingga saat ini. Direktur Teknik PT JBS Hadi Susanto menjelaskan, pihaknya masih menangani pekerjaan-pekerjaan yang ditangani kontraktor sebelumnya. Sebelum diambil alih JBS selaku operator. Di antaranya, perbaikan sisa konstruksi dan pencegahan akibat pergeseran tanah.

”Kondisi tanah di sini memang lumayan susah untuk dunia konstruksi, sehingga perlu penanganan khusus,” ucapnya. Untuk menangani persoalan tersebut, pihaknya menggunakan metode bored pile berdiameter 1 meter untuk mematikan pergerakan tanah. Di kanan dan kiri jalan. Metode ini disebut berhasil jika melihat kondisi struktur jalan. "Tinggal menunggu perbaikan di atas tanah," ungkapnya. Selebihnya, Hadi menyebut, secara keseluruhan struktur di seksi yang sedang ditangani telah dikerjakan.

Artinya pekerjaan yang ada bersifat minor. Namun, diakui, sejumlah titik belum bisa ditangani oleh JBS lantaran belum mendapatkan pembebasan lahan. "Bagaimana pun kami tidak mengerjakan kalau tanahnya belum bebas," ujarnya. Pekerjaan tersebut seperti membuat pagar dan mengganti jalan perlintasan umum milik warga. Yang memang pekerjaannya diserahkan ke JBS. Pun disebut material sudah siap digunakan. Sementara, tersisa satu titik jalan di Seksi 1 yang Kamis (6/8) lalu telah selesai pengeboran.

"Kami upayakan titik tersebut selesai dalam satu bulan ke depan," katanya. Hadi menegaskan, dari persentase yang ada dari keseluruhan pekerjaan, hanya tersisa 1 persen lebih pekerjaan. Sisa tersebut merupakan syarat sebuah jalan tol bisa dioperasikan. Terutama mendukung pelaksanaan serah terima dari Pemprov Kaltim ke JBS. "Jadi, secara teknis, jika tidak ada halangan dari pembebasan lahan, tidak sampai akhir tahun bisa operasional," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Keuangan dan Administrasi PT JBS Adik Supriatno menambahkan, sesuai jadwal, jika Seksi 1 dan Seksi 5 bakal rampung konstruksi di Agustus ini. Dari hasil rapat dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) satuan kerja, dua seksi tersebut bisa dioperasikan secara bersamaan.  “Maka jika lancar, Tol Balsam akan beroperasi penuh pada Oktober nanti,” ucapnya.

Dia menyebut, Seksi 5 yang sebelumnya dikhawatirkan akan menjadi kendala, justru progresnya berjalan mulus. Bahkan sudah dilaporkan juga ke Kementerian PUPR. Selain kendala pada pembebasan tanah, salah satu yang bisa menghambat penyelesaian pekerjaan adalah kondisi cuaca terutama hujan. "Semoga cuacanya juga mendukung," imbuhnya. Jika sudah dioperasionalkan, beban tarif di Seksi 2, 3, dan 4 akan diberlakukan pula di Seksi 1 dan 5. Mengikuti biaya Rp 1.290 per kilometer untuk golongan dikalikan panjang jalan yang dilalui pengguna.

"Kita kan menggunakan sistem tertutup," ujarnya. Terkait jumlah lalu lintas harian rata-rata (LHR), dari catatan JBS, data ruas Samboja-Palaran, pada 2 Agustus lalu menemukan titik tertingginya sejak diberlakukan tarif pada 14 Juni lalu. Ini disebut dibantu oleh momen libur Iduladha pada Jumat (31/8) lalu. Berlanjut di akhir pekan. “Angkanya mencapai 3.921 kendaraan per hari. Sehari setelahnya (3/8) turun lagi ke angka 2.281 kendaraan,” jelasnya. Jumlah ini memang belum menggembirakan jika dibandingkan LHR saat tol masih digratiskan yang mencapai 8 ribu kendaraan.

Ditambah pandemi Covid-19 yang belum berakhir, pemanfaatan Tol Balsam masih jauh dari analisis LHR 11 ribu kendaraan per hari yang pernah dijanjikan kepada investor.

“Dengan kondisi normal pun kami harus puasa (balik modal) dulu 25 tahun. Namun, itu kami telan karena semangat membangun negeri,” ujar Adik. Berbagai upaya program relaksasi dari pemerintah disebut memang sedikit memengaruhi LHR. Namun, dengan mulai meningkatnya kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kaltim sepekan ini, hal tersebut ikut berpengaruh pada aktivitas masyarakat.

“Kita semua berharap dan berdoa pandemi ini segera berakhir,” ucapnya.  Disinggung mengenai tarif yang disebut kemahalan, Adik mengungkapkan, jarak tempuh jalan Tol Balsam dari gerbang ke gerbang bervariasi. Terjauh hampir 100 kilometer. Sehingga jika dikalikan tarif yang ada memang tergolong tinggi.

“Berbeda dengan di Pulau Jawa, yang pendek-pendek. Di sini jarak tempuhnya pun bervariasi,” tuturnya.

 

BEBAS 99,97 PERSEN

Pembebasan lahan sejak awal menjadi persoalan klasik dalam proyek di Kaltim. Termasuk untuk di Tol Balsam. Bahkan hingga awal Agustus ini, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tol Balsam masih memiliki pekerjaan rumah membebaskan puluhan bidang tanah untuk keperluan kelanjutan pembangunan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X