Ada Harapan Transportasi Udara Bangkit

- Jumat, 7 Agustus 2020 | 12:09 WIB

JAKARTA -  Dunia aviasi mencoba bangkit saat pandemi Covid-19. Tak bisa dipungkiri, penerbangan merugi selama enam bulan terakhir. Namun dua bulan terakhir, dunia penerbangan mulai merangkak.

Ketua Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon Prawiraatmadja menyadari bahwa masyarakat masih khawatir untuk berpergian. Salah satunya disebabkan karena takut risiko tertular Covid-19 saat menggunakan pesawat.

"Trafic pesawat di semester pertama 2020 turun signifikan," ucap Denon kemarin (6/8). Jumlah penumpang hingga Juni hanya 19 juta penumpang. Hal ini menjadi keprihatinan banyak pihak. Tak hanya dunia aviasi namun juga merembet pada pariwisata dan sektor lainnya.

Untuk itu pihaknya terus mengkampanyekan bangaimana protokol kesehatan di pesawat. Bahkan sejak calon penumpang sebelum check in pun diperhatikan kesehatannya.

Dia merasa ada harapan. Sebab dunia penerbangan di Indonesia bisa mengandalkan dari domestik. Pada semester kedua tahun ini Denon optimis akan ada kenaikan penumpang. Meski tak bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Dengan safe travel campaign semeter dua naik. Sehingga 2021 bisa melakukan produktivitas dengan kenormalan baru," bebernya.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin juga optimis bahwa semester kedua ini ada harapan baru. "Juni ke Juli ada pertumbuhan," ungkapnya kemarin di kesempatan yang sama. Ada sekitar 1,5 juta penumpang.

Pertumbuhan juga terlihat pada awal bulan ini. Jika dibandingkan bulan lalu di periode yang sama, pertumbuhan terlihat signifikan. Misal pada 1 hingga 5 Juli ada 2700 pergerakan pesawat di Bandara yang berada di bawah AP II. Lalu sekarang sudah ada 3000 lebih pergerakan pesawat.

Hal senada juga dipaparkan Direktur Utama PT. Angkasa Pura I Faik Fahmi. Pertumbuhan pada Juli sebesar 110 persen. Hal ini dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pada Juli lalu trafik penumpang di 15 bandara Angkasa Pura I mencapai 1.363.912 orang. Angka itu jauh lebih tinggi dibanding Juni yang hanya mencapai 648.567 orang. "Peningkatan juga terjadi pada trafik pesawat di mana Juli ini mencapai 21.954 pergerakan, tumbuh 57,4 persen," bebernya.

Menurutnya seluruh pihak harus bekerjasama untuk meningkatkan kepercayaan diri masyarakat menggunakan transportasi udara. Salah satu dukungan yang diberikan adalah dengan menyediakan fasilitas rapid test di 11 bandaranya. Fasilitas ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat yang ingin melakukan perjalanan udara pada masa adaptasi kebiasaan baru.

"Peningkatan trafik sejak dua bulan terakhir sejak diterapkan masa adaptasi kebiasaan baru semakin memupuk keyakinan bahwa sektor aviasi akan bangkit," ujarnya. Dengan mulai bangkitnya sektor aviasi diharapkan juga membangkitkan industri lain. Misalnya saja pariwisata.

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani Indrawati menuturkan, pemerintah akan memberikan sejumlah stimulus baru bagi masyarakat untuk menggerakkan ekonomi di kuartal III dan IV. Salah satunya yakni pemerintah juga akan meminta Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan pengurangan beban tagihan listrik bagi dunia usaha pariwisata, industri, bisnis dan sosial yang menelan dana sebesar Rp 3 triliun.

‘’Jumlah anggaran ini untuk PLN agar tidak beri tagihan minimal adalah Rp3 triliun. Diberikan bagi industri pariwisata, hotel dan restoran agar mendapat dampak positif karena selama ini saat pandemi volume aktivitas turun tetapi harus tetap bayar minimal. Nanti yang dibayar adalah sesuai pemakaian,’’ ujarnya, Rabu (6/8).

Pemberian stimulus itu didasari karena industri pariwisata dan penerbangan sendiri sedang turun cukup dalam. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan mancanegara pada kuartal kedua 2020 sebesar 482.000 turun hingga 87 persen year on year.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo meminta agar akses menuju destinasi wisata betul-betul menjadi perhatian. Selama kuartal II 2020, hanya ada 482 ribu wisatawan yang datang ke Indonesia karena berbagai pembatasan yang dilakukan di tanah air. Kontraksinya sangat dalam dibandingkan kuartal pertama, yakni turun 81 persen. Sementara secara YoY, turunnya sudah mencapai 87 persen.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X