Jerman Wajibkan Tes untuk Pendatang

- Jumat, 7 Agustus 2020 | 12:04 WIB
Mesin penjualan masker di subway Berlin, Jerman.  AP Photo/Michael Sohn
Mesin penjualan masker di subway Berlin, Jerman. AP Photo/Michael Sohn

BERLIN - Prediksi para peneliti di Jerman menjadi kenyataan. Ledakan penularan Covid-19 kembali terjadi di negara yang dipimpin Kanselir Angela Merkel tersebut. Dalam sehari, ada tambahan 1.045 kasus. Itu kali pertama ada tambahan angka penularan di atas seribu orang sejak 7 Mei.

Gara-gara hal tersebut, Jerman membuat keputusan baru. Mulai Sabtu (8/8), orang-orang yang baru kembali dari negara-negara berisiko tinggi penularan Covid-19 harus menjalani tes langsung. Pengecualian diberikan kepada mereka yang memiliki surat negatif Covid-19 yang dikeluarkan maksimal dua hari sebelumnya.

Sejatinya Jerman sudah melakukan tes untuk semua orang yang baru datang dari luar negeri. Semua gratis, tidak dipungut biaya seperti di negara-negara lain. Namun, selama ini tes dilakukan bagi mereka yang mau saja alias secara sukarela. Tidak diwajibkan seperti Sabtu nanti.

”Saya menghargai pendapat bahwa ini adalah pelanggaran terhadap kebebasan individu. Tapi, saya rasa ini bisa dibenarkan,” ujar Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn seperti dikutip BBC.

Setali tiga uang, Prancis mengalami hal yang sama. Rabu (5/8) ada tambahan 1.695 kasus. Itu adalah yang tertinggi dalam dua bulan terakhir. Kota Toulouse akhirnya membuat kebijakan wajib memakai masker di tempat umum. Kota-kota lain seperti Paris diharapkan mengikuti langkah tersebut.

Sementara itu, berdasar laporan Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS terungkap, anak-anak mungkin memiliki peran penting dalam penularan Covid-19 di masyarakat. Covid-19 mungkin lebih mudah menular di sekolah dan kemah musim panas. Klaim itu bertentangan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Yaitu, anak-anak jarang menularkan virus di antara sesamanya atau kepada orang yang lebih tua.

Paparan CDC itu diberikan setelah terjadi penularan masif di Georgia. Pekan ini 260 pegawai di salah satu distrik di Georgia dilarang memasuki sekolah tempat mereka bekerja untuk merencanakan pembukaan tahun ajaran baru. Sebab, mereka tertular ataupun melakukan kontak dengan orang yang sudah positif Covid-19.

Sekitar 260 remaja Georgia yang menghadiri perkemahan musim panas YMCA juga terinfeksi. Padahal, acara yang diikuti 600 orang itu sudah menerapkan protokol kesehatan. Sayang, hanya staf yang memakai masker, sedangkan peserta tidak. Anak-anak usia 6-19 tahun juga tidur bersama di kabin. (sha/c11/ayi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X