Warga Kembali Kunjungi Pusat Perbelanjaan

- Jumat, 7 Agustus 2020 | 12:02 WIB
MULAI RAMAI: Suasana Tunjungan Plaza Surabaya (6/8). Sejak PSBB tidak berlaku lagi di Surabaya Raya, kunjungan ke mal berangsur normal. Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos
MULAI RAMAI: Suasana Tunjungan Plaza Surabaya (6/8). Sejak PSBB tidak berlaku lagi di Surabaya Raya, kunjungan ke mal berangsur normal. Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos

SURABAYA – Tren kunjungan ke mal-mal Jawa Timur (Jatim) mulai meningkat. Sejak bulan lalu, angkanya sudah mencapai 50–60 persen dari jumlah kunjungan normal sebelum pandemi Covid-19. Saat weekend, ada sekitar 6.500 mobil yang parkir. Ketika weekday, jumlah kendaraan yang datang berkisar 4 ribu.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim Sutandi Purnomosidi mengaku optimistis perekonomian akan segera pulih. Sebagai pengelola mal, dia yakin kinerja bisnis pusat perbelanjaan pun berangsur baik. ’’Tetapi, meskipun ada peningkatan jumlah kunjungan, sebenarnya secara bisnis belum menggembirakan,’’ ujarnya kemarin (6/8).

Menurut Sutandi, dengan tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan, transisi era kelaziman baru akan membuahkan kebaikan. Dia berharap angka kunjungan ke mal bisa mencapai level 80 persen pada akhir tahun nanti.

Sutandi menambahkan bahwa hampir seluruh tenant di mal sudah kembali beroperasi. Bahkan, live music dan bazar juga kembali dihelat. ’’Sejauh ini yang belum buka adalah bioskop dan children playground. Belum tahu kapan,’’ ucapnya.

Terpisah, Manager Home Department SOGO Tunjungan Plaza Surabaya Ari Kristanty mengungkapkan bahwa kelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memang meningkatkan kunjungan ke mal dan departement store. ’’Kalau melihat tren orang yang datang ke kami, kebanyakan yang dibeli adalah kosmetik,’’ ungkapnya. Kontribusi penjualan kosmetik di SOGO mencapai 30 persen dari total penjualan.

Senior Associate Director Research Colliers International Ferry Salanto memprediksi tren pusat belanja sedikit berubah. Sebab, sebagian masyarakat lebih memilih daring. ’’Pengelola juga akan membatasi jumlah pengunjung dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat demi meningkatkan kepercayaan masyarakat,’’ katanya.

Selain itu, tenant melakukan banyak penyesuaian. Mulai menunda ekspansi, menyesuaikan layout luas gerai, hingga memberikan potongan harga demi menarik konsumen. ’’Jadi, proses pemulihan kinerja mal akan memakan waktu lebih lama karena terdampak kondisi ekonomi. Terutama daya beli masyarakat yang terpengaruh banyaknya PHK dan pemotongan gaji,’’ tuturnya. (car/c20/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X