SAMARINDA–Rumah-rumah cukup padat dan berimpitan. Menuju pertengahan malam, pekikan warga di Jalan Agus Salim, Gang A, Kecamatan Samarinda Kota, membuat geger se-Samarinda. Di handy talky, informasi terjadinya musibah kebakaran membuat petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) dan relawan menuju lokasi yang dimaksud.
Semakin jelas begitu cahaya kuning terang diikuti asap tebal membubung ke langit. “Kebakaran, tolong. Panggil pemadam,” teriak warga. Warga yang mulai beristirahat dibuat panik. Tak lagi memikirkan harta benda.
Di jalan, suara sirene bersahutan, membelah jalanan ibu kota Kaltim. Kawasan yang padat membuat truk-truk tangki berisi air hanya bisa sampai di jalan utama. Untuk menjangkau titik api, pasukan penakluk api harus saling menyambung slang untung menjangkau titik api.
Sorotan mata Iman (40) tak lepas dari cahaya kuning. Jago merah tiba-tiba mengamuk sehabis salat Isya. Kabar kebakaran sampai ke telinga Iman dan keluarganya yang sedang bersantap malam. Menengok dari balik jendela rumahnya, mata Iman terbelalak. Api meninggi. Mendekat ke kediamannya yang telah dihuni sejak kecil. "Rumah orangtua saya, dari kecil tinggal di sini," kata Iman.
Barang berharga miliknya tak lagi dipikirkan saat kebakaran terjadi. Hanya berpikir bisa selamat dari jilatan api yang menjulang tinggi. Ditambah banyaknya bangunan bermaterial kayu, membuat api cepat meluas. Bahkan, kebakaran yang berawal dari Gang A melompat ke Gang B.
"Infonya dari rumah Pak Birin awalnya," ucap Iman.
Setidaknya lebih 20 rumah terbakar. "Jauh dari rumah saya sebenarnya, selisihnya 20 rumah malahan, tapi memang rumah di sini rapat-rapat," lanjutnya menjelaskan. Para penakluk api yang datang langsung mengarahkan slang ke titik api. Namun, kobaran yang begitu hebat membuat jago merah susah dikuasai.
Humas Disdamkar Samarinda Heri Suhendra menuturkan, kejadian saat ini tepatnya berada di RT 18, Jalan Agus Salim. Puluhan kendaraan petugas masih terus melakukan upaya pendinginan hingga pukul 22.30 Wita tadi malam. Meski petugas mengeluhkan susahnya mendapatkan titik air untuk upaya pemadaman saat ini. Tak hanya kesulitan mencari titik air dan minimnya akses, Heri juga mengaku kalau dari peristiwa ini kerap mendengar suara ledakan yang selalu terdengar di dalam kobaran api. (dad/dra2/k8)