SAMARINDA–Terpukul sejak awal tahun, diperkirakan semester kedua ini perekonomian mulai membaik. Mungkin tidak secemerlang tahun sebelumnya, namun potensi membawa ekonomi Kaltim ke arah positif tetap ada.
Pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Aji Sofyan Effendi mengatakan, ada dua hal yang bisa menyelamatkan perekonomian Kaltim saat ini. Pertama, adalah belanja langsung APBD dan kedua adalah konsumsi masyarakat.
“Saat ini belanja langsung dari APBD masih cukup kecil karena berada di bawah 50 persen. Jadi, belanja langsung baik dari APBD provinsi maupun kabupaten/kota sangat diharapkan untuk mengkatrol perekonomian di Kaltim. Sehingga perputaran keuangan bisa semakin lancar,” jelas Aji.
Sedangkan, penyelamat kedua perekonomian adalah dari konsumsi pegawai swasta ataupun pegawai pemerintahan yang memiliki gaji tetap atau gaji rutin. Keperluan konsumsi masyarakat itu yang nantinya mengontrol perekonomian khususnya di sektor mikro. Sedangkan untuk perekonomian makro digenjot dari belanja pemerintah.
Menurut dia, Benua Etam tidak bisa menggantungkan diri dengan ekspor-impor. Pasalnya, beberapa raksasa ekonomi di Asia Pasifik terkena resesi. Mungkin Indonesia masih bisa mengekspor, tapi negara tujuan ekspor, bisa saja memiliki ekonomi yang tidak begitu baik. Sehingga tidak mampu membayar atau membeli produk-produk ekspor dari Indonesia.
Meski begitu, disebut Aji, pertumbuhan ekonomi dari Agustus hingga akhir Desember bakal lebih baik dibandingkan semester pertama. Diperkirakan paling tinggi Kaltim bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sekitar 2 atau 3 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan normalnya yaitu 4–5 persen. Namun angka 2 atau 3 persen itu lebih baik dibandingkan minus.
“Apalagi dari perkiraan untuk Indonesia keseluruhan, pesimistisnya bisa sampai minus,” ucap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unmul itu.
Sedangkan dosen FEB Unmul Chairil Anwar mengungkapkan tak dimungkiri dampak pandemi ini salah satu sektor ekonomi yang paling terdampak adalah UMKM atau usaha mikro kecil menengah.
Mereka tidak bisa lagi beraktivitas seperti biasa. Maka, pemerintah yang melakukan refocusing anggaran hingga 50 persen untuk anggaran Covid-19, tidak hanya diperuntukkan penanganan medis. Tetapi juga untuk bantuan sosial. “Jadi, bantuan sosial untuk masyarakat bisa diharapkan segera digelontorkan. Sehingga ada permintaan dan perputaran uang,” kata Chairil.
Dia menambahkan, saat ini pemerintah diharapkan bisa melakukan pembelanjaan dengan optimal. Sehingga perputaran uang di masyarakat lebih banyak dan lancar.
Diwartakan sebelumnya, ditunjuk sebagai ibu kota negara (IKN), Kaltim tetap terpuruk secara ekonomi karena pandemi Covid-19. Namun, asa tetap ada. Gubernur Kaltim Isran Noor menyebut, Benua Etam pada triwulan I 2020 hanya menunjukkan pertumbuhan ekonomi 1,27 persen. Jauh di bawah nasional 2,97 dan Kalimantan sebesar 2,49. “Kita tahu Kaltim masih bergantung pada sektor pertambangan sebesar 44 persen,” ujar Isran.
Meski begitu, dia mengaku optimistis perekonomian Kaltim bakal membaik. “Sejumlah negara seperti Vietnam dan Tiongkok telah menunjukkan pertumbuhan ekonomi positif. Itu diharapkan ekonomi Kaltim turut membaik,” jelasnya.
Founder & Chairman MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya berpendapat, bagaimana pun pemerintahan saat ini perlu mendapat dukungan dari korporasi. Apalagi Kaltim sebagai IKN punya banyak potensi yang harus dimaksimalkan. “Seperti pariwisata, Kaltim punya banyak lokasi yang bisa menjadi destinasi wisata yang menarik,” bebernya.
Salah satunya, Taman Nasional Kutai di Kutai Timur. Baru-baru ini, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya membuat kebijakan membuka kawasan taman nasional (TN), taman wisata alam (TWA), dan suaka margasatwa (SM) sebagai objek ekowisata terutama di tengah pandemi. “Ini keputusan yang sangat bijak,” ujarnya. (nyc/rom/k8)