Ketika Pelajar Berkebutuhan Khusus Juga Dituntut Belajar secara Daring

- Rabu, 5 Agustus 2020 | 12:13 WIB
TANPA TATAP MUKA: Ade Putri Sarwendah saat mengajar murid berkebutuhan khusus secara daring di SLB Negeri Balikpapan. ANGGI PRADITHA / KP
TANPA TATAP MUKA: Ade Putri Sarwendah saat mengajar murid berkebutuhan khusus secara daring di SLB Negeri Balikpapan. ANGGI PRADITHA / KP

Saat ini, sistem belajar daring makin digalakkan. Meski tak dimungkiri masih banyak keterbatasan. Lalu, keterbatasan seperti apa yang dialami, siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Balikpapan?

 

OKTAVIA MEGARIA, Balikpapan

 

SEORANG perempuan berhijab cokelat tengah melakukan video call dengan seorang bocah perempuan. Sosok yang diketahui berprofesi sebagai guru itu ternyata sedang menjalani kegiatan belajar daring. Namun tak hanya sekadar membaca, Ade Putri Sarwendah melakukannya lengkap dengan bahasa tubuh.

Ya, begitulah aktivitas para guru saat mengajar secara daring di SLB Negeri Balikpapan, Selasa (4/8). Akibat pandemi Covid-19, proses kegiatan belajar-mengajar yang semula dilakukan secara tatap muka, kini harus melalui video call. Tentu saja, untuk mencegah penyebaran virus yang tiada habisnya. Sementara para pelajar tetap di rumah.

Kata perempuan 30 tahun itu, dalam seminggu, ia mengajar sekitar dua hingga tiga kali. Kepada delapan siswa tunarungu, yang masih duduk di kelas 1 sekolah dasar. Di mana untuk satu anak, memerlukan waktu belajar secara daring sekitar 10 sampai 15 menit.

Jika belajar daring sekolah umum dilakukan secara beramai-ramai, Ade berkata muridnya tidak bisa seperti itu. “Karena anak-anak ini harus bisa artikulasi. Jadi harus dilakukan satu per satu, agar fokusnya tidak ke mana-mana,” ujarnya.

Meski begitu, diakui mengajar pelajar berkebutuhan khusus tanpa bertatap muka, cukup sulit dilakukan. Karena itu, sistem kombinasi pun dilakukan. Yang mana selain pertemuan secara daring, ia juga memberi bahan untuk dipelajari murid. Diantarkan langsung ke rumah murid, maupun diambil orangtua di  sekolah.

Untuk anak berkebutuhan khusus, ia menyebut tak hanya akademik tetapi juga kemandirian diri. Padahal mestinya pembelajaran dilakukan dengan tatap muka, untuk menguatkan artikulasi anak didik. Namun karena pandemi, hal itu terlalu sulit dilakukan. “Karena itu pendampingan orangtua amat sangat diperlukan di sini. Untuk waktunya, kami saling berkoordinasi saja,” sebutnya.

Kepala SLB Negeri Balikpapan Mulyono menambahkan, bahwa sistem daring memang perlu evaluasi matang. Khususnya bagi para murid sekolah yang berlokasi di Jalan Syarifuddin Yoes, Balikpapan Selatan itu.

Ia mengungkapkan, tak hanya soal cara memberi materi, ekonomi pun menjadi persoalan. Kata dia, beberapa anak tidak memiliki gadget maupun boleh mengoperasikannya. Setidaknya sekitar 70 persen saja yang mampu menjalani sistem daring.

Salah satunya murid yang tunagrahita atau autisme. Mulyono menyebut, pelajar dengan keterbatasan itu akan candu jika diberi gadget. Sehingga bukannya mengembangkan kemandirian karakter, ia akan semakin membatasi diri dari dunia luar.

Selain itu, pada periode pengajaran Juli-Desember, pihaknya memberi bantuan kuota internet Rp 50 ribu. Sedangkan untuk yang tidak diberi bantuan, akan didatangi oleh guru langsung. “Kami adakan sistem home visit juga. Jadi bagi murid yang tidak bisa daring, akan dikunjungi guru sesuai jadwal,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X