Pandemi Covid-19, Kejahatan Meningkat di Amerika

- Rabu, 5 Agustus 2020 | 10:58 WIB
MASALAH SERIUS: Kekerasan yang dilakukan oknum polisi Ameriksa terhadap warga turut menjadi sorotan akhir-akhir ini.
MASALAH SERIUS: Kekerasan yang dilakukan oknum polisi Ameriksa terhadap warga turut menjadi sorotan akhir-akhir ini.

WASHINGTON – Kejahatan di Amerika Serikat meningkat di tengah situasi pandemic Covid-19. Khusus kasus pembunuhan meningkat sebesar 24 persen di 50 kota terbesarnya tahun ini. Belum lagi yang terkait pemangkasan ekonomi, serta kerusuhan nasional, hingga kekerasan yang dilakukan oknum polisi.

Demikian informasi yang merujuk data terbaru yang dihimpun Wall Street Journal (WSJ). Analisis statistik kejahatan WSJ menunjukkan bahwa total 3.612 kasus pembunuhan terjadi di 50 kota terbesar di AS sepanjang tahun ini.

Sebanyak 36 dari 50 kota yang diteliti mencatat kenaikan dua digit, yang mewakili semua wilayah di negara itu. Demikian laporan surat kabar tersebut pada Minggu (2/8) lalu.

Insiden penembakan dan kekerasan senjata api juga meningkat, sementara banyak kejahatan dengan kekerasan lainnya seperti perampokan mencatat penurunan, papar laporan itu, seraya menambahkan bahwa angka pembunuhan masih terbilang rendah bila dibandingkan dengan beberapa dasawarsa sebelumnya.

Banyak departemen kepolisian di seluruh negeri mengaitkan hal tersebut dengan meningkatnya gelombang kekerasan geng. Di mana kelompok-kelompok rival yang terdiri dari anak-anak muda pelanggar aturan bentrok demi memperebutkan kendali wilayah, yang dalam prosesnya melibatkan penangkapan anggota geng musuh dan warga yang tidak bersalah.

Meski banyak kota terbesar di Amerika dijalankan oleh Partai Demokrat, laporan itu menyebut bahwa meningkatnya kasus pembunuhan merupakan masalah bipartisan.

Angka pembunuhan juga menunjukkan peningkatan dua digit di kebanyakan kota besar yang dijalankan oleh Partai Republik, termasuk Miami, San Diego, Tulsa, dan Jacksonville, serta di kota-kota yang dijalankan oleh Partai Demokrat dan di dua kota besar yang dijalankan oleh Independen, yakni San Antonio dan Las Vegas, menurut laporan tersebut.

Polisi mengatakan, lonjakan kasus pembunuhan mendera masyarakat berpenghasilan rendah, terutama masyarakat kulit hitam dan Latin, papar laporan itu, seraya menambahkan bahwa beberapa peneliti mengatakan tren kenaikan angka pembunuhan mungkin merupakan bukti keruntuhan tatanan sosial.

“Segala sesuatu yang dilakukan masyarakat yang dapat membentuk keselamatan publik benar-benar berubah total selama pandemi,” ujar Jens Ludwig, direktur Laboratorium Kejahatan Universitas Chicago seperti dikutip Antara dari Xinhua. (jpg/kri)  

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X