Jangan Pesimistis, Harga Minyak Mulai Naik

- Selasa, 4 Agustus 2020 | 12:37 WIB
Akibat pandemi Covid-19 pendapatan Kaltim dari Blok Mahakam diperkirakan menurun. Hal itu tak lepas dari imbas penurunan harga minyak dunia sejak awal Mei lalu.
Akibat pandemi Covid-19 pendapatan Kaltim dari Blok Mahakam diperkirakan menurun. Hal itu tak lepas dari imbas penurunan harga minyak dunia sejak awal Mei lalu.

SAMARINDA – Akibat pandemi Covid-19 pendapatan Kaltim dari Blok Mahakam diperkirakan menurun. Hal itu tak lepas dari imbas penurunan harga minyak dunia sejak awal Mei lalu. Meski begitu, anggota Komisi II DPRD Kaltim Baharuddin Demu menyebut, pemprov harusnya tidak boleh pesimistis. Pasalnya, saat ini perlahan harga minyak dunia mulai meningkat.

“Kalau saya sih, kalau sampai penurunan 50 persen, pemprov jangan juga pasrah. Harus berjuang. Kalau potensi turun, kita cari sektor lain untuk menambah APBD. Jangan terlalu banyak pasrahnya,” terang lelaki yang akrab disapa Bahar itu.

Dia mengatakan, Kaltim pernah menghadapi kondisi yang lebih buruk dari sekarang terkait penurunan harga minyak. Dahulu pada 2017 harga minyak pernah mencapai USD 30 per barel. Tetapi pendapatan tidak sampai menurun 50 persen.

“Saya percaya kalau Covid-19 ada dampaknya. Tetapi ya tidak segitunya juga. Kita optimistis itu, perlu diperjelas ke Jakarta. Jangan seolah-olah Covid-19 ini bikin pasrah  enggak bergerak sama sekali,” pinta politikus PAN itu.

Dia pun mengatakan, kecuali Blok Mahakam sampai tidak beroperasi, itu patut dikhawatirkan. Namun, belum lama ini Bahar berkunjung ke beberapa desa di kawasan Delta Mahakam yang merupakan tempat pertambangan minyak dan gas (migas). Di sana dia bertemu warga desa di Muara Pantauan dan Sepatin, Kukar, yang berada di Delta Mahakam.

Bahar mengatakan, dari hasil pertemuan tersebut, produksi migas di kawasan tersebut masih cukup baik dan aman. “Di sana saya memantau dan berbincang-bincang dengan warga. Tidak ada keluhan soal produksi,” imbuhnya.

Menurut Bahar, kekhawatiran soal penurunan pendapatan drastis dari sektor migas itu cukup beralasan bila terjadi penurunan produksi. Tetapi saat ini kondisinya tidak ada penurunan produksi yang drastis. Pertambangan masih dilakukan dan produksi minyak Kaltim masih berlanjut. 

Selain itu, pada dasarnya Pemprov Kaltim masih bisa optimistis karena harga minyak tidak anjlok drastis dibandingkan 2017. Apalagi kini kecenderungan harga minyak perlahan mulai meningkat.

Saat ini saja, harga minyak jenis Brent yang menjadi acuan global naik 3,8 persen ke level USD 43,64 per barel pada penutupan akhir Juli dari USD 41,33 per barel pada akhir Juni. Kemarin (3/8), harga minyak Brent masih berada di angka USD 43,30 per barel.

Sementara untuk jenis light sweet yang menjadi acuan minyak Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) menguat 1,44 persen menjadi USD 40,44 per barel pada penutupan akhir Juli dari USD 39,64 per barel akhir Juni. Dua hari lalu, harga minyak WTI berada di angka USD 40 per barel.

Sebelumnya, akademisi dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda M Muhdar mengatakan, besar kecilnya pendapatan pemprov dari Blok Mahakam bergantung kemampuan kontraktor memproduksi minyak. “Yang saya ketahui dalam beberapa tahun ini ada penambahan sumur baru. Itu artinya ada potensi penambahan pendapatan,” ucapnya.

 

Pj Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim Muhammad Sa’bani menyebut, meski belum ada hitungan pasti, dari analisis sementara yang diperolehnya dari perusda, tahun ini pendapatan asli daerah (PAD) pemprov dari Wilayah Kerja (WK) Blok Mahakam ikutan merosot tajam. “Mungkin sekitar Rp 50 miliar,” kata Sabani.

Sementara pada 2018 lalu, Kaltim menerima Rp 573,3 miliar hak partisipasi atau hasil participating interest (PI) 10 persen di WK Mahakam. Sesuai aturan yang disepakati, provinsi mendapat pembagian 66,5 persen atau Rp 373 miliar. Sisanya Kutai Kartanegara mendapat 33,5 persen atau Rp 200 miliar. (nyc/rom/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X