Sudah 62 Persen Pasien Covid-19 Sembuh

- Selasa, 4 Agustus 2020 | 11:05 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA—Persentase kesembuhan kasus Covid-19 terus meningkat. Per kemarin (3/8), tingkat kesembuhan sudah mencapai 62,1 persen dari total kasus konfirmasi. Meski demikian, pertumbuhan kasus harian juga masih stabil di atas 1.000 kasus per hari. Pemerintah memutuskan mengubah strategi kampanye agar penerapan protokol kesehatan lebih efektif.

Berdasarkan data dari Satgas Covid-19 kemarin, total ada 113.134 kasus konfirmasi positif setelah mengalami pertambahan 1.679 kasus baru. Diimbangi dengan 1.262 kasus kesembuhan dengan total kasus sembuh 70.237 kasus baru. Kemudian kasus kematian juga bertambah 66 orang hingga menjadi total 5.302 orang.

Tim Pakar Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengungkapkan, persentase kesembuhan pasien Covid-19 terus stabil naik. Maret lalu, tingkat kesembuhan rata-rata adalah 3.84 persen dengan maksimal 8.33 persen. Kemudian terus naik pada April (9,79), Mei (21,97), Juni (37,19), dan Juli (51,11). Per 2 Agustus lalu, angka kesembuhan sudan mencapai 61,79 persen. ’’Target kita adalah di atas 80 persen sampai 90 persen,” kata Dewi.

Angka kematian juga masih stabil di kisaran 4,7 hingga 4,8 persen. Dewi mengatakan sejak ditemukannya kasus Covid-19 di Indonesia, persentase kematian terus menurun. Dia menjelaskan, pada periode awal pandemi Maret lalu, tingkat kematian maksimal pernah mencapai 9.34 persen. Sementara rata-rata kasus kematian sepanjang Maret mencapai 4.89 persen.

Meskipun demikian, persentase rata-rata kematian bulanan terus menurun. Mulai dari 8,64 persen pada April, 6,68 persen pada Mei, 5,56 persen pada Juni, dan 4,81 persen pada Juli lalu.

53 Kabupaten/kota dinyatakan masih ada di zona merah. Atau 10,31 persen dari 514 Kab/kota yang terdampak Covid-19. Jumlahnya meningkat dari periode 12 Juli yang berada di angka 6.03 persen dan 6.81 persen di periode 19 Juli 2020.

Dewi mengatakan, di beberapa daerah yang menjadi episentrum penyebaran. Klaster tertinggi masih berasal dari permukiman atau transmisi lokal. Kemungkinan ada warga yang positif kemudian menulari keluarganya. Lalu anggota keluarga yang tertular itu belanja ke warung atau menghadiri arisan. Tanpa sadar bahwa dia membawa virus. ’’Sehingga menulari orang lain di satu wilayah yang sama,” jelasnya.

Klaster lain yang perlu diwaspadai adalah tempat pelelangan ikan (TPI) dan pasar tradisional. Juga perkantoran, fasilitas kesehatan, rumah ibadah, apartemen dan kos-kosan, pemukiman padat, serta transportasi umum. Menurut Dewi, menjaga jarak di angkutan umum memang tidak mudah. “Karena tidak mungkin kita menunggu transportasi umum itu kosong, maka harus hati-hati. Terapkan protokol kesehatan,” jelasnya.

Masih tingginya angka Covid-19 dibahas pula dalam rapat terbatas yang digelar di Istana Merdeka kemarin. Dalam kesempatan itu, presiden menyampaikan bahwa masyarakat sudah berada pada posisi khawatir terhadap Covid-19. ’’Karena orang yang tidak taat pada ptotokol kesehatan tidak semakin sedikit tapi semakin banyak,’’ terangnya. Bisa juga karena kasusnya semakin banyak.

Karena itu, dia meminta ada perubahan dalam metode kampanye protokol kesehatan. Tidak lagi dibarengkan, melainkan dicicil satu persatu sehingga masyarakat lebih mudah memahami. Karena sasaran utamanya bukan hanya kalangan menengah atas dan yang berpendidikan. Melainkan juga kalangan bawah yang butuh usaha lebih besar dalam berkampanye.

’’Mungkin dalam dua minggu ini kita fokus kampanye mengenai pakai masker,’’ lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Setelah itu, beralih ke kampanye jaga jarak atau cuci tangan masing-masing selama dua pekan. Bisa ditentukan mana yang akan didahulukan. Dilanjutkan dengan kampanye untuk menghindari kerumunan. Tidak lagi kampanye berbarengan agar publik lebih mudah memahami.

Untuk itu perlu sarana komunikasi yang lebih mampu menjangkau lapisan terbawah. Tidak hanya di media massa dan media sosial. ’’Saya ingin (kampanye) ini melibatkan PKK,’’ tuturnya. Menurut Jokowi, PKK cukup efektif untuk mengampanyekan protokol kesehatan dari pintu ke pintu. Gerakan itu akan dipimpin Tri Suswati Karnavian, istri Mendagri Tito Karnavian selaku Ketua Tim Penggerak PKK Nasional.

Selain pembahasan khusus, Istana kepresidenan kemarin mengumumkan protokol kesehatan bagi setiap orang yang hendak bertemu Presiden Jokowi. khususnya bagi para tamu presiden. Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan, pada prinsipnya sejak awal pandemi, penerapan protokol kesehatan di Istana sudah ketat. Hanya saja, kali ini perlu disampaikan ke publik.

Misalnya, terkait orang-orang yang hendak bertemu presiden. ’’Siapapun yang ingin bertemu, menghadap bapak presiden, kami akan lakukan swab,’’ terangnya. Kemudian, meskipun sudah swab, pada hari H tamu tersebut tetap harus menjalani rapid test. Tentu saat pertemuan, dia tetap harus mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak dengan presiden (lihat grafis).

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X