MIMPI INDAH ARTETA

- Senin, 3 Agustus 2020 | 14:32 WIB
MAGIS MIKKY: Mikel Arteta sudah berhasil mempersembahkan trofi meski baru separuh musim menangani Arsenal. Para pemain Meriam London ketika berselebrasi dengan trofi Piala FA.
MAGIS MIKKY: Mikel Arteta sudah berhasil mempersembahkan trofi meski baru separuh musim menangani Arsenal. Para pemain Meriam London ketika berselebrasi dengan trofi Piala FA.

Baru 227 hari berlalu ketika Mikel Arteta berpisah dengan tactician Manchester City Pep Guardiola untuk memulai kariernya sebagai manajer baru Arsenal. Tetapi dalam waktu sesingkat itu, Arteta sudah berhasil mencatatkan capaian pertamanya.

 

KEMARIN dini hari Wita (2/8), Arteta sukses menandai separuh musim pertamanya bersama Meriam London dengan trofi juara Piala FA. Trofi Piala FA ke-14 Arsenal. Dalam final di Wembley, London, Arsenal membekuk Chelsea 2-1 melalui brace Pierre-Emerick Aubameyang (menit ke-28 lewat titik putih dan menit ke-67). Dua gol itu membalikkan kedudukan setelah The Blues unggul lebih dulu lewat Christian Pulisic lima menit awal laga.

Meski sudah berpisah dan bahkan menyingkirkan Pep dari semifinal Piala FA, Arteta tak lupa dengan asal-usulnya. “Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pep. Dia yang menjadi sosok kunci dalam perkembangan saya sebagai pelatih. Tanpanya, aku tak akan berada di sini,” ucap Arteta kepada BT Sport.

Ya, sebagai tangan kanan Pep, Arteta sudah banyak menyerap ilmu dari pelatih berjuluk Sang Filsuf tersebut. Selain Pep, pelatih kebugaran City Lorenzo Bonaventura pun dianggapnya sebagai sosok yang membentuk kemampuan taktikalnya sepanjang berada di bench The Citizens, julukan City.

“Mereka selalu memercayaiku, memberiku kesempatan luar biasa untuk bekerja dengan mereka berdua, dan inilah (gelar juara Piala FA) bentuk rasa terima kasihku,” sambung Arteta yang mengikuti Pep sebagai Spaniard keempat yang pernah memenangi trofi turnamen tertua di dunia itu bersama Rafael Benitez (2006) dan Roberto Martinez (2013).

Bedanya Mikky, panggilan akrab Arteta, mencatatkan trofi pertamanya di tanah Inggris lebih cepat ketimbang pendahulunya itu. Pep dan Benitez harus menunggu musim kedua untuk meraih trofi. Martinez bahkan harus menanti sampai musim keenam. Sports Illustrated menyebut, Arteta menanamkan cetak biru taktik Pep dalam skuat The Gunners, julukan Arsenal.

Terutama dari cara membangun serangan dari belakang. Menarik Granit Xhaka dari yang awalnya gelandang bertahan jadi lebih dekat dengan bek. Cara serupa dari Pep yang memainkan Sergio Busquets di Barcelona dan Rodri di City. “Dia memberiku kepercayaan dan aku mencoba membalas kepercayaannya,” sebut Xhaka, dilansir laman Football London.

Begitu pula dengan David Luiz yang kini lebih diperankan sebagai ball playing defender. Atau lini depan yang bermodal pergerakan mencair antara Auba, sapaan karib Aubameyang, dengan Bukayo Saka atau Nicolas Pepe. Seperti apa kata Pep, formasi hanya nomor telepon, di dalam taktikalnya Arteta bisa mengubah 3-4-3 jadi 2-3-5 saat masuk di dalam fase menyerang.

Seperti yang terjadi kemarin. Kedua fullback Hector Bellerin dan Ainsley Maitland-Niles bisa berdiri melengkapi Auba, Pepe, dan Alexandre Lacazette. Peran Bellerin dan Maitland-Niles dalam meng-intersep serangan Chelsea dari sayap dominan. Bellerin bahkan menyuplai satu di antara 11 shots Arsenal.

 

Yang berbeda dari Arteta, dia tak fanatik dengan penguasaan bola. Apalagi ketika sudah memakai 3-4-3. Auba dkk tak butuh unggul penguasaan bola. Kemarin hanya 40 persen. Umpan bola-bola jauh jadi andalannya. “Perubahannya sederhana, menempatkan bola dari belakang ke depan dengan cepat ke area yang diisi Auba. Bukan sesuatu yang rumit. Namun, sebagai pelatih, dia berhasil dalam kesadaran taktikalnya,” puji mantan bek Manchester United Rio Ferdinand yang juga pandit di BT Sport.

Nah, taktik itu yang diakui tactician Chelsea Frank Lampard tak diperhatikan oleh Cesar Azpilicueta dkk. “Kami sudah sangat memahami ancaman itu (taktik bola-bola panjang). Tetapi, sialnya, kami malah mengizinkan mereka (pemain-pemain Arsenal) masuk dengan mudahnya,” sesal Frankie, sapaan akrab Lampard, yang gagal mengikuti pamannya, Harry Redknapp sebagai Englishmen terakhir pemenang trofi Piala FA, 12 musim silam.

Terlepas dari taktik Arteta itu, kartu merah yang didapat Matteo Kovacic pada menit ke-73 sudah menyulitkan Chelsea untuk bangkit dari ketertinggalan. Apalagi setelah kehilangan dua pemain utamanya dalam 50 menit. Azpi, sapaan akrab Azpilicueta, dan Pulisic ditarik saat menit ke-35 dan 49 karena cedera. (ren/jpg/ndy/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X