Ekskavator Dinas PUPR Sudah Tiba

- Senin, 3 Agustus 2020 | 14:17 WIB
SOLUSI BANJIR: Ekskavator amfibi bakal merambah wilayah yang sulit dijangkau alat berat biasa. ASEP SAIFI/KP
SOLUSI BANJIR: Ekskavator amfibi bakal merambah wilayah yang sulit dijangkau alat berat biasa. ASEP SAIFI/KP

PENAJAM – Ekskavator amfibi milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), akhirnya tiba pekan lalu. Pengadaan alat berat senilai Rp 4,3 miliar itu menjadi prioritas di Benuo Taka.

Pasalnya, ketika musim hujan, beberapa wilayah selalu mengalami banjir. Sebab, aliran sungai banyak dangkal. Normalisasi pun jadi solusi.
Kepala Bidang Pengairan PUPR, Fatmawati menyebut, hadirnya alat berat tersebut bakal lebih leluasa untuk melakukan normalisasi sungai dan tempat-tempat yang tak bisa tersentuh oleh ekskavator biasa.

“Setelah datang, kami langsung lakukan uji coba, yakni menggali sedimentasi serta mengangkat sampah di bantaran muara Sungai Nenang,” bebernya.
Dikatakan, normalisasi di sungai Nenang dilakukan lantaran menjadi akses nelayan untuk keluar-masuk. Selama ini proses tersebut sering terkendala karena lokasinya tidak bisa diakses dengan alat berat biasa.

“Sebelumnya juga pernah kami lakukan normalisasi di wilayah itu. Namun, tidak maksimal karena harus dengan cara manual serta mengandalkan peralatan terbatas,” sambungnya.

Dijelaskan, pengadaan ekskavator amfibi merupakan upaya dalam penanganan banjir. Dipesan dari Jakarta dengan nilai Rp 4,3 miliar lewat APBD 2020 sesuai harga e-Catalog Kementerian Pekerjaan Umum.

“Alhamudilllah, ekskavator jenis amfibi sudah tiba. Tentu ini akan menjangkau wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak tersentuh demi mengatasi banjir yang kadang tiba-tiba saat hujan tiba,” imbuhnya.

Normalisasi untuk penyediaan air baku bagi PDAM di Sotek jadi fokus Dinas PUPR. Sebagaimana diketahui, bila musim kemarau panjang melanda, water treatment plan (WTP) Sotek selalu berhenti beroperasi. Lantaran tidak tersedianya air baku karena kondisinya yang mengalami kekeringan. Termasuk tahun lalu, PDAM di wilayah itu tidak bisa beroperasi.

Walhasil, pihak PDAM pun mengklaim perlu normalisasi agar penampungan lebih besar. Dengan demikian, lebih maksimal untuk menampung air saat musim hujan seperti sekarang.

“Normalisasi embung Sotek akan segera kami lakukan untuk penyediaan air baku. Agar ketika kemarau, WTP di Sotek tetap bisa beroperasi dan mengairi seluruh pelanggan di sana,” pungkasnya. (asp/kri/k16)

 

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X