Dulu Guru Sabar dengan Anaknya, Sekarang Sabar dengan Orangtuanya

- Senin, 3 Agustus 2020 | 11:45 WIB
TUGAS TAMBAHAN: Para orangtua yang memiliki anak kecil lebih dari satu harus menyiapkan waktu lebih panjang untuk buah hatinya. Menjaga anak sekaligus menemani belajar.
TUGAS TAMBAHAN: Para orangtua yang memiliki anak kecil lebih dari satu harus menyiapkan waktu lebih panjang untuk buah hatinya. Menjaga anak sekaligus menemani belajar.

SEJAK Maret, semua sekolah diimbau untuk melakukan kegiatan belajar dari rumah (BDR). Seiring merebaknya wabah Covid-19. Dimaksudkan agar sekolah tidak menjadi tempat penularan virus tersebut. Juga, melindungi anak dengan tetap di rumah. Metode belajar daring (dalam jaringan) menjadi solusi.

“Dari Maret sudah tidak boleh tatap muka, dianjurkan daring. Tapi belum spesifik seperti apa, jadi memanfaatkan WhatsApp (WA) grup untuk pemberian tugas dan materi saat itu,” ujar Nor Hasanah, guru SD 022 Sungai Kunjang, Samarinda.

Hingga keluarlah surat dari Dinas Pendidikan (Disdik) yang diteken Kadisdik Asli Nuryadin tertanggal 8 Juli 2020. Bahwa BDR kembali diterapkan untuk seluruh siswa PAUD, TK, SD, dan SMP se-Samarinda. Dimulai 13 Juli lalu.

“Nah, dari Disdik itu imbauannya macam-macam. Boleh gunakan video call, aplikasi Zoom Meeting atau Google Meeting, termasuk video pembelajaran. Kami lebih pilih gunakan video pembelajaran, dibagikan ke WA grup kelas,” jelas guru yang karib disapa Sanah itu.

Video pembelajaran disepakati dengan pertimbangan kemampuan fasilitas orangtua murid. Diungkapkan juga jika tak semua guru akrab dengan teknologi video conference tersebut. Namun dijelaskan jika ada beberapa wali kelas yang menggunakan aplikasi video, namun tak sering.

“Misal wali kelas 5 itu ada yang pakai Zoom sesekali. Memang harus disiapkan dan disepakati, selain itu murid kelas 5 kan sudah agak ngerti dan bisa duduk diam dengar materi, beda dengan yang baru masuk SD,” ujar wali kelas 1 tersebut.

Tahun ajaran sebelumnya ada satu murid di kelas Sanah yang orangtuanya tidak memiliki handphone. Sehingga saat pembelajaran daring diterapkan, murid tersebut menumpang ke rumah temannya. Untungnya saat itu sudah dibentuk paguyuban kelas.

Berisi seluruh wali murid kelas yang dimaksud. Ada ketua paguyuban yang ditunjuk. Guru yang nantinya berinteraksi intens dengan ketua paguyuban. Lalu, ketua paguyuban menyebarkan informasi dari guru, termasuk membantu jika ada orangtua murid yang kesulitan terkait pembelajaran.

“Jadi corong informasinya ke ketua paguyuban. Jadi saya enggak harus jelasin satu-satu. Tapi tahun ajaran baru ini, belum ada paguyuban kelas. Agak susah dibentuk kalau enggak ketemu langsung. Alhamdulillah sih kelas yang saya ampu, semua wali muridnya punya WhatsApp,” jelas alumnus Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Unmul itu.

Diungkapkan jika BDR kurang efektif. Terlebih, peserta didik yang dia tangani adalah murid baru. Bukan aspek pengetahuan yang lebih ditekankan. Kurang bisa memantau bagaimana perkembangan emosi dan sosial si anak. Padahal, di tingkat 1 itulah anak mulai dididik mengenai disiplin, moral, hingga agama.

Sanah mengaku banyak bersabar. Menjelaskan terperinci mengenai tugas. Diakui jika sudah dibuat sesederhana mungkin agar mudah dipahami. Tetap saja ada beberapa orangtua murid mengulang pertanyaan sama terus-menerus.

“Kalau saya lihat di lingkungan sini orangtuanya masih ada yang literasinya kurang, pemahamannya kurang. Kadang sampai geregetan sudah dijelaskan dengan sederhana tapi orangtua belum paham. Kalau dulu guru sabar dengan anaknya, sekarang sabar dengan orangtuanya,” ungkap dia saat ditemui di Kompleks Perumahan Korpri Loa Bakung.

Meski begitu, dia mengatakan, orangtua adalah kunci pembelajaran. Guru hanya memantau lewat laporan orangtua. Sehingga kesabaran wali murid sangat dibutuhkan, khususnya mendampingi siswa PAUD, TK, dan SD.

Kurangnya lagi, sebagian besar orangtua terlalu fokus pada target prestasi anak. Contohnya, tugas-tugas yang dikerjakan orangtua, terlihat jelas dari tulisan. Berulang kali Sanah mengimbau agar orangtua cukup mendampingi, bukan ikut menuliskan tugas.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X