Belajar Daring, Terapkan Disiplin Tanpa Paksaan

- Senin, 3 Agustus 2020 | 11:43 WIB
Dalam proses belajar daring, penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik. Khususnya terkait wabah pandemi dan protokol kesehatan.
Dalam proses belajar daring, penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik. Khususnya terkait wabah pandemi dan protokol kesehatan.

METODE belajar paling efektif pada dasarnya adalah tatap muka. Sebab, proses belajar harus menggunakan semua indera. Metode pembelajaran home schooling biasanya digunakan untuk anak-anak khusus. “Nah sekarang kita perlu mempertimbangkan metode daring alias online sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19,” ungkap Psikolog Klinis Yulia Wahyu Ningrum.

Dalam proses belajar daring, penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik. Khususnya terkait wabah pandemi dan protokol kesehatan. Untuk mendisiplinkan tanpa paksaan, orangtua harus mulai membiasakan perilaku baru di dalam rumah.

“Biasanya anak main gadget sepuasnya tanpa diawasi, sekarang lebih terarah dan bertujuan. Termasuk guru bisa membuat tugas yang meningkatkan daya analisa terhadap berita hoaks dan tidak. Di mana harus dikenalkan ketika anak mulai mengenal internet. Anak paham bahwa konten di internet tidak semua benar,” paparnya.

Disebutkan Yulia, jika metode belajar daring lebih efektif untuk anak usia 12 hingga level mahasiswa. Anak dapat serius duduk dan mendengarkan materi. Lalu bagaimana dengan pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), dan sekolah dasar (SD)?

“Bagaimanapun lebih efektif jika orangtua yang mengajar, fokus pada stimulasi motorik halus seperti mencoret kertas, mewarnai. Termasuk PAUD dalam masa pandemi, orangtua boleh untuk tidak menyekolahkan anaknya. Sebab, tujuan PAUD adalah meningkatkan kemampuan psikososial, sedangkan metode daring tujuan itu akan sulit tercapai,” ungkapnya.

Inti dari pembelajaran adalah disiplin tanpa paksaan. Lakukan pembiasaan secara rutin hingga anak terbiasa. Yulia mengatakan, SD di tingkat 4 ke atas boleh duduk manis selama maksimal sejam. Melakukan pembelajaran daring.

Namun, pada tingkat di bawahnya termasuk TK, setidaknya selama 30 menit saja. Tujuan TK dan SD lebih kepada developing social-emotional skills. “Contohnya seperti belajar memecahkan masalah, berikan pertanyaan sederhana. Gali perasaan mereka,” kata Yulia.

Kemudian aspek ketangguhan (tidak mudah menyerah) yang optimal perkembangannya dengan membiarkan anak mengerjakan sendiri tugas. Tentu dalam pengawasan. Jangan lupa berikan pujian jika berhasil melakukannya.

Lalu motivasi untuk berprestasi yang optimal dengan memberikan target jika anak berhasil lakukan tugas secara konsisten. Team work yang optimal dengan memberi tugas kelompok dan dilakukan daring. Kemudian kepercayaan diri dengan pujian dan biasakan diskusi dengan anak terkait kepentingan dirinya dan hal ringan di rumah.

“Dan ada etika, hal ini dapat diajarkan bahwa guru dan orangtua harus dihormati. Seperti memberi salam hingga berpakaian pantas saat sesi daring dilakukan,” imbuh pemilik Biro Psikologi Mata Hati tersebut.

Selain itu, kesabaran orangtua saat mendampingi anak adalah hal penting. Sebab, tak jarang ditemukan orangtua yang mengeluh dan berakhir dengan memarahi anak saat belajar di rumah.

Yulia menyarankan untuk mengajarkan anak tanggung jawab dengan tugas rumah dan sekolah. Orangtua harus punya daftar pekerjaan yang akan dilakukan. Mulai bijak mengatur jadwal antara pekerjaan kantor, rumah dan pekerjaan anak. Sehingga anak bisa memahami.

“Orangtua dapat membuat jadwal harian anak. Ajak anak berdiskusi membuat jadwal sendiri,” kata Yulia. Misal kesepakatan bermain berapa lama, kemudian membantu tugas rumah dan lain-lain.

Konsisten pula dalam menerapkan aturan jadwal tersebut. Sehingga anak khususnya di tingkat PAUD, TK dan SD bisa beradaptasi. “Kerap berdiskusi juga dengan guru di sekolah, jangan di grup, tapi secara pribadi terkait target sekolah. Sebab, kurikulum sekolah juga menyesuaikan kondisi di lapangan,” beber ibu dua anak tersebut.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X