Produk Lokal Belum Mumpuni, Kutim Bergantung Pemasok

- Sabtu, 1 Agustus 2020 | 12:36 WIB
Kutim masih sangat tergantung pasokan dari luar.
Kutim masih sangat tergantung pasokan dari luar.

Sudah dicanangkan jauh-jauh hari perihal ketahanan pangan, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) belum bisa memenuhi stok pangan warga lokal. Bahkan masih harus didatangkan dari luar Bumi Etam, seperti Surabaya dan Sulawesi.

 

SANGATTA–Kebutuhan pangan sebelum Iduladha cukup membeludak. Hal itu menjadi peringatan serius bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim. Dikhawatirkan menjadi pemicu kelangkaan setelah Lebaran.

Disperindag mengambil langkah cepat, melakukan pemantauan di sejumlah toko modern. Stok kebutuhan pangan masih stabil. Pemantauan dilakukan sehari sebelum salat Id dan dilanjutkan setelah Iduladha.

Kepala Disperindag Kutim Zaini didampingi Kasi TNPK Asfianwijaya dan Kasi Perdagangan Dalam Negeri Dony Evriady menyebut, peninjauan itu harus dilakukan. Pasalnya, daya beli masyarakat masih meningkat. "Jangan sampai ada kelangkaan, makanya pemantauan dilakukan bersama kasi TNPK dan kasi perdagangan dalam negeri," ungkap Zaini. Pihaknya memprioritaskan stok bahan pokok tetap terjaga, seperti beras, gula, minyak hingga bumbu masak. Sebab, komoditas itu sangat diincar konsumen yang notabene ibu rumah tangga (IRT). "Kondisi stok sebelum dan setelah Lebaran insyaallah terjaga," tambahnya.

Stok barang yang ada, lanjut Zaini, bisa bertahan sampai dua bulan ke depan. Malah menurut dia, stok gula dan beras aman sampai empat bulan ke depan. "Enggak perlu khawatir kalau itu (beras dan gula)," jelasnya.

Asfianwijaya menuturkan, beberapa pasar dan toko modern telah dicek. Dia berkomunikasi dengan pemilik toko dan dipastikan bisa memenuhi kebutuhan konsumen. "Kalau kondisi bahan pangan menipis dapat memengaruhi harga. Alhamdulillah, sejauh ini aman aja," ucapnya. Di tempat yang sama, Dony Evriady menyebut, barang yang masuk ke Kutim cukup banyak. Mayoritas didatangkan dari luar kota. Sebab, jika berharap pemasok lokal, Kutim belum mumpuni. "Rata-rata barang dari Samarinda, Sulawesi, dan Surabaya. Kami belum ada lokal, seperti ayam yang binaan di Sangatta tidak mencukupi untuk Kutim, harus dari luar," terangnya.

Ia menuturkan, pemenuhan bahan pangan masih sangat bergantung dari luar daerah. (*/la/dra/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X