Memiliki laboratorium sendiri, kini tiap hari ratusan orang melakukan swab test di Kaltim. Ratusan spesimen pula diuji, baik dengan tes cepat molekuler (TCM) atau metode polymerase chain reaction (PCR). Maka, ratusan reagen pun dipakai tiap hari. Kini, stok reagen di beberapa laboratorium mulai menipis.
Termasuk Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) yang sudah kehabisan reagen sejak Kamis, 30 Juli 2020. "Kalo APD (alat pelindung diri) masih cukup. Reagen habis, menunggu kiriman Kemenkes (Kementerian Kesehatan)," terang Direktur Utama RSUD AWS David Masjhoer.
Pihaknya mesti menunggu hingga pekan depan sampai reagen datang dari pusat. Ketersediaan APD dan reagen menjadi kunci penanganan Covid-19. Tanpa APD, tenaga medis tidak bisa merawat pasien dengan gejala sedang-berat. Sedangkan, reagen jadi kunci melakukan pemeriksaan spesimen dari swab test.
Hal itu diamini Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim Andi M Ishak. Sejauh ini, ketersediaan APD masih cukup. Ketersediaan APD ini sempat menjadi sorotan pada awal kasus Covid-19 ditemukan. Pasalnya, pada awal kasus, stok APD masih langka. Sehingga, banyak bantuan APD diperuntukkan tenaga medis.
Sedangkan, dijelaskan Andi, ketersediaan reagen pekan lalu sempat kekurangan. "Sehingga, kapasitas pemeriksaan berkurang. Tetapi, alhamdulillah kemarin sudah datang," jelas Andi.
Untuk di Samarinda saja, saat ini sudah ada dua laboratorium PCR. Yakni, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kaltim dan RSUD AWS. Terakhir, Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman juga sudah menyiapkan laboratorium. Tambahan laboratorium Unmul ini diharapkan bisa membantu banyak penanganan Covid-19.
"Di samping itu, kami juga akan bekerja sama dengan laboratorium Unmul. Sehingga, kapasitas pemeriksaan akan bertambah," jelas Andi.
Sedangkan, saat ini di Labkesda Kaltim masih bisa melakukan pemeriksaan spesimen. Namun, di laboratorium ini yang dikhawatirkan stoknya tak hanya reagen. Tetapi juga bahan habis pakai (BHP) yang digunakan dalam pemeriksaan spesimen.
"Kemarin malam (Kamis, 30/7) baru dapat kiriman untuk 5.000 tes reagen dari BNPB. Tetapi belum kami uji coba karena mereknya lain dari biasa," terang Kepala Labkesda Kaltim Agus Joko.
Berbeda dengan kisah AWS, lelaki berkacamata itu mengkhawatirkan bahan habis pakai pendukungnya yang belum didapatkan. "Seperti filter tip, jadi kalau ada reagen tidak ada bahan tersebut kami tidak bisa kerja juga," kata Agus Joko.
Meski begitu, Agus masih melakukan operasional. Sebab, ada 500 sampel yang diterima Kamis (30/7). "Sementara kami beli BHP dengan dana BLUD," terang Agus.
Pihaknya berusaha terus beroperasi melayani masyarakat. Mengingat, Labkesda diinstruksikan untuk terus menguji. Sabtu dan Minggu pun tetap beroperasi.
"Kami tim Covid labkes tetap berusaha semampunya dan solid untuk penanganan Covid di Kaltim, insyaallah dan semoga selalu diberi jalan dan kelancaran," pungkasnya. (nyc/dwi/k8)