APD Aman, Reagen Sempat Kekurangan

- Sabtu, 1 Agustus 2020 | 12:23 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Memiliki laboratorium sendiri, kini tiap hari ratusan orang melakukan swab test di Kaltim. Ratusan spesimen pula diuji, baik dengan tes cepat molekuler (TCM) atau metode polymerase chain reaction (PCR). Maka, ratusan reagen pun dipakai tiap hari. Kini, stok reagen di beberapa laboratorium mulai menipis.

Termasuk Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) yang sudah kehabisan reagen sejak Kamis, 30 Juli 2020. "Kalo APD (alat pelindung diri) masih cukup. Reagen habis, menunggu kiriman Kemenkes (Kementerian Kesehatan)," terang Direktur Utama RSUD AWS David Masjhoer.

Pihaknya mesti menunggu hingga pekan depan sampai reagen datang dari pusat. Ketersediaan APD dan reagen menjadi kunci penanganan Covid-19. Tanpa APD, tenaga medis tidak bisa merawat pasien dengan gejala sedang-berat. Sedangkan, reagen jadi kunci melakukan pemeriksaan spesimen dari swab test.

Hal itu diamini Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim Andi M Ishak. Sejauh ini, ketersediaan APD masih cukup. Ketersediaan APD ini sempat menjadi sorotan pada awal kasus Covid-19 ditemukan. Pasalnya, pada awal kasus, stok APD masih langka. Sehingga, banyak bantuan APD diperuntukkan tenaga medis.

Sedangkan, dijelaskan Andi, ketersediaan reagen pekan lalu sempat kekurangan.  "Sehingga, kapasitas pemeriksaan berkurang. Tetapi, alhamdulillah kemarin sudah datang," jelas Andi.

Untuk di Samarinda saja, saat ini sudah ada dua laboratorium PCR. Yakni, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kaltim dan RSUD AWS. Terakhir, Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman juga sudah menyiapkan laboratorium. Tambahan laboratorium Unmul ini diharapkan bisa membantu banyak penanganan Covid-19.

"Di samping itu, kami juga akan bekerja sama dengan laboratorium Unmul. Sehingga, kapasitas pemeriksaan akan bertambah," jelas Andi.

Sedangkan, saat ini di Labkesda Kaltim masih bisa melakukan pemeriksaan spesimen. Namun, di laboratorium ini yang dikhawatirkan stoknya tak hanya reagen. Tetapi juga bahan habis pakai (BHP) yang digunakan dalam pemeriksaan spesimen.

"Kemarin malam (Kamis, 30/7) baru dapat kiriman untuk 5.000 tes reagen dari BNPB. Tetapi belum kami uji coba karena mereknya lain dari biasa," terang Kepala Labkesda Kaltim Agus Joko.

Berbeda dengan kisah AWS, lelaki berkacamata itu mengkhawatirkan bahan habis pakai pendukungnya yang belum didapatkan. "Seperti filter tip, jadi kalau ada reagen tidak ada bahan tersebut kami tidak bisa kerja juga," kata Agus Joko.

Meski begitu, Agus masih melakukan operasional. Sebab, ada 500 sampel yang diterima Kamis (30/7). "Sementara kami beli BHP dengan dana BLUD," terang Agus.

Pihaknya berusaha terus beroperasi melayani masyarakat. Mengingat, Labkesda diinstruksikan untuk terus menguji. Sabtu dan Minggu pun tetap beroperasi.

"Kami tim Covid labkes tetap berusaha semampunya dan solid untuk penanganan Covid di Kaltim, insyaallah dan semoga selalu diberi jalan dan kelancaran," pungkasnya. (nyc/dwi/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X