Kereta Terakhir Mikel Arteta

- Sabtu, 1 Agustus 2020 | 12:11 WIB
Mikel Arteta
Mikel Arteta

LONDON – Ibarat dalam gerbong kereta api, Juergen Klopp (Liverpool), Pep Guardiola (Manchester City), Ole Gunnar Solskjaer (Manchester United), Frank Lampard (Chelsea), Brendan Rodgers (Leicester City), dan Jose Mourinho (Tottenham Hotspur) sudah duduk manis di kursinya masing-masing menuju kejuaraan Eropa musim depan.

Klopp, Pep, Solskjaer dan Lampard menuju Liga Champions. Rodgers dan Mou ke Liga Europa. Lalu di manakah Mikel Arteta? Masih adakah kursi untuk tactician Arsenal itu? Mengalahkan Chelsea dalam final Piala FA di Wembley, London, malam nanti WIB, satu-satunya kesempatan Arteta agar tetap bergabung dalam gerbong Eropa itu (siaran langsung RCTI/beIN Sports 2 pukul 23.30 WIB).

’’Kami lebih memerlukannya (juara Piala FA), karena kami membutuhkan tempat di Liga Europa,’’ ucap mantan kiper Arsenal David Seaman yang kali terakhir memenangi Piala FA 2003 silam, seperti dilansir Press Association. Minimal, Arsenal tak tercatat dalam histori terburuknya sejak 1995 – 1996, gagal berlaga dalam ajang apapun di Eropa.

Apabila berhasil memenangi Piala FA, Arsenal bakal langsung lolos ke fase grup Liga Europa. Efeknya, untuk klub London Utara yang lainnya, Spurs akan mengawali Liga Europa melalui babak kualifikasi terlebih dahulu. Dalam konferensi pers di London Colney, kemarin WIB (31/7), Arteta menyebut dua sisi yang jadi keuntungan Arsenal jika lolos Liga Europa.

’’Secara finansial (main di Eropa) bakal sangat membantu. Tentunya, di sisi olahraga, bagi klub bermain di Eropa sebagai sebuah keharusan. Dan, besok (malam nanti) kami punya kesempatan melakukan keduanya,’’ beber Arteta yang kali terakhir ikut dalam skuad juara di Piala FA edisi 2014 – 2015 itu.

Gambaran kekuatan The Gunners, julukan Arsenal, di bawah Arteta sudah bisa dilihat dari dua pekan terakhir. Ya, Pierre-Emerick Aubameyang dkk sukses menghentikan dua klub teratas di Premier League. Menjegal juara Premier League Liverpool 2-1 pada matchweek 36, 16 Juli lalu.

Lalu, tiga hari setelahnya giliran Manchester City yang disisihkan dari semifinal Piala FA dengan skor 2-0. Tapi, di depan Arteta, menjegal Lampard takkan semudah seperti ketika dia mengalahkan Pep. ’’Tidak, aku pikir ini final. Tekanan ada di sana, emosi juga, dan itulah yang tak akan membuatnya lebih mudah, lawan hebat ada di depan kami,’’ klaim Arteta yang bisa mengembalikan superioritas Arsenal di Piala FA seperti pada era Arsene Wenger.

Meski memuji Frankie, sapaan karib Lampard, Arteta tak ingin jika dia dan Lampard dikomparasikan dengan Pep dan Kloppo, sapaan akrab Klopp. ’’Frank sebagai pemain benar-benar pemain top, begitu pula ketika jadi pelatih. Kami sama-sama masih muda, kami berdua masih sama-sama belajar. Beda dengan mereka (Pep dan Klopp),’’ ungkap Arteta yang ketika masih aktif sebagai pemain pernah mengalahkan Lampard dalam replay putaran keempat Piala FA 2010 – 2011.

Yang unik lagi, ini jadi duel eksperimen 3-4-3 dua pelatih muda ini. Keduanya sama-sama memakai formasi tersebut untuk mencapai final. Jika Arsenal menekuk City, Chelsea di semifinal menyingkirkan United. Mantan bomber Arsenal saat era 1980-an, Charlie Nicholas, mengklaim taktik Arteta lebih matang.

Terlebih dengan permainan melebarnya. Bugarnya fullback kiri Kieran Tierney. ’’Aku rasa di situlah Arsenal bisa memenangkan pertarungan ini. Jelajah (Tierney) lebih luas, kecepatan, dan dapat menekan balik Chelsea,’’ klaim Nicholas dalam analisisnya kepada Sky Sports.

Lampard tak sesusah payah Arteta mengejar kereta. Tapi Frankie ingin memburu trofi pertamanya bagi The Blues, julukan Chelsea. Trofi Piala FA akan mencatatkan nama Frankie sebagai Englishman terakhir yang memenangi Piala FA sejak kali terakhir Harry Redknapp di edisi 2008. Uncle Harry, begitu Lampard menyapanya. Sebab, Redknapp memang pamannya. ’’Tak banyak pelatih hebat memenanginya. Kini, aku di final dan aku harus memenanginya,’’ koar Lampard. Jika trofi milik Lampard, sudikah Arteta menanti kereta itu lagi musim depan? (ren)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB

Dansa Kaltim Berharap Tryout ke Luar Negeri

Selasa, 16 April 2024 | 10:30 WIB

Aldila Debut Ganda di Stuttgart

Senin, 15 April 2024 | 17:34 WIB

Gia Sedih Bakal Lawan Megawati

Senin, 15 April 2024 | 16:30 WIB

Bukti Gaharnya Performa Aprilia

Senin, 15 April 2024 | 14:45 WIB

Aldila Debut Ganda di Stuttgart

Senin, 15 April 2024 | 13:50 WIB

Alcaraz Mundur dari Barcelona Open

Senin, 15 April 2024 | 11:10 WIB

Arung Jeram Kaltim Tekankan Pentingnya Regenerasi

Senin, 15 April 2024 | 09:15 WIB

Duel Sisa 1 Detik, Max Hantam Justin Hingga Ambruk

Minggu, 14 April 2024 | 12:49 WIB

Mulai Fokus Penentuan Status Unggulan

Sabtu, 13 April 2024 | 20:00 WIB

Jorge Martin Makin Dekat ke Pabrikan Ducati

Sabtu, 13 April 2024 | 17:15 WIB

Detroit Pistons Jalani Musim Terburuk 

Sabtu, 13 April 2024 | 14:50 WIB

Siapkan Pendampingan Penyusunan PPA

Sabtu, 13 April 2024 | 14:30 WIB
X