LIVERPOOL– Selalu ada resep jitu untuk kesuksesan. Bagi Liverpool FC (LFC), hal itu bermuara dari markas latihan di Melwood. Seperti diungkapkan asisten pelatih Pepijn Lijnders kepada Goal (29/7), latihan Jordan Henderson dkk menuntut perfeksionis dan no mercy.
Lijnders mengungkapkan bahwa intensitas latihan klub berjuluk The Reds tersebut terus meningkat selama dua tahun terakhir. Menjadikan atmosfer latihan seperti atmosfer menghadapi sebuah final telah membuahkan kesuksesan bagi LFC dengan empat gelar dalam setahun (Liga Champions, Piala Super Eropa, Piala Dunia Antarklub, dan Premier League).
’’Sebagai contoh ketika Robbo (bek kiri Andy Robertson, Red) mengirim umpan silang ke Bobby (striker Roberto Firmino, Red) dalam latihan 10 vs 0 dan berujung gol. Sesaat setelahnya, bek tengah Virgil van Dijk hampir selalu mengatakan kepada Robbo: ’Kau gembira dengan umpanmu itu?’,’’ ujar Lijnders.
Maksud perkataan Van Dijk adalah sebenarnya Robertson bisa melakukannya lebih baik. Hal serupa berlaku bagi bek kanan Trent Alexander-Arnold (TAA). Bukti konkretnya, TAA maupun Robbo merupakan top assist kedua dan ketiga di Premier League musim ini dengan masing-masing 13 dan 12 assist.
Latihan superserius disebut Lijnders sebagai cara untuk bisa menekan batas maksimal para pemain. Aroma kompetisi antar pemain secara tidak langsung bakal menuntut untuk selalu fokus dan tidak ada main-main. Hal itu kemudian menular ke pertandingan.
Latihan game pra pertandingan atau antara pemain pilihan starting XI dan yang tidak terpilih starter tak kalah seru. Sebab, tim nonstarter atau biasa disebut sebagai tim kuning karena mengenakan rompi kuning tak ubahnya sebuah teror.
’’Tim kuning diperbolehkan menggunakan taktik yang sangat frontal dan mereka juga memiliki mental yang bisa menimbulkan masalah bagi tim starter (karena tidak ingin disebut sebagai pemain pelengkap, Red),’’ beber Lijnders. (io/c19/dns)