JAKARTA– Perekonomian syariah tidak luput dari dampak persebaran virus SARS-CoV-2. Bank Indonesia (BI) pun mengimbau para pelaku ekonomi syariah untuk beradaptasi.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menyebutkan, ada tiga langkah adaptasi yang harus dilakukan pada era kelaziman baru. ’’Penggunaan teknologi (digitalisasi), pengembangan alternatif usaha, dan kolaborasi dengan pelaku usaha,’’ tuturnya (28/7). Khususnya para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta koperasi.
Digitalisasi yang intensif akan membuka peluang pasar dan distribusi barang. Strategi lain yang bisa dilakukan adalah memperkuat ekosistem halal value chain (HVC). ’’Itu menghasilkan nilai tambah produk barang atau jasa syariah dibanding produk lainnya,’’ ucapnya.
Untuk saat ini, pengembangan ekosistem halal, kata Dody, fokus ke empat sektor. Yakni, pertanian, industri makanan dan fashion muslim, pariwisata halal, serta energi terbarukan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa Jakarta Islamic Index langsung bereaksi signifikan saat pemerintah mengumumkan kasus Covid-19 pertama. Saham syariah nasional terkoreksi tajam hingga 6,4 persen. Selain itu, perbankan syariah terpengaruh.
’’Saat ini perbankan syariah harus merevisi target pertumbuhan sama seperti perbankan umum yang lain,’’ ungkapnya. (han/c20/hep)