PROKAL.CO,
SAMARINDA- Meski masih memasuki fase-fase yang sulit, Pemprov Kaltim optimistis ekonomi Bumi Etam pada triwulan ketiga tahun ini bisa lebih baik. Faktor pendoronya yakni penerapan era new normal dibarengi konsumsi masyarakat yang lebih baik.
Sekprov Kaltim Muhammad Sa'bani mengatakan, pada triwulan kedua ekonomi Kaltim masih sangat berat. Hal itu akibat lonjakan kasus Covid-19 yang menyerang berbagai negara di dunia. Triwulan kedua 2020 kemungkinan pertumbuhan ekonomi Kaltim bisa kontraksi. Kalaupun tidak negatif akan di bawah triwulan I 2020 yang berhasil tumbuh 1,27 persen.
“Kontraksi itu terjadi karena adanya pembatasan aktivitas sosial yang menyebabkan ekonomi terhenti. Kaltim yang sangat bergantung pada perdagangan pastinya ikut terdampak,” jelasnya (27/7).
Dia menjelaskan, di sisi lain penyebaran Covid-19 semakin meluas dan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan kasus positif baru. Pada akhir Maret, April, dan Mei angka kasus Covid-19 peningkatannya tajam. Aktivitas terbatas sehingga berdampak pada ekonomi Kaltim. Walaupun jika diperhatian, ekspor Kaltim masih lebih tinggi dibandingkan ekspor.
“Namun secara menyeluruh nilai ekspor kita terus mengecil, hal itu akan berdampak besar pada ekonomi kita,” ungkapnya. Menurutnya, pada masa pandemi kegiatan ekspor berjalan sesuai kontrak. Akan tetapi mengalami kontraksi meskipun ekspor Kaltim untuk memenuhi pasar dunia. Sehingga, pada triwulan II 2020 ekonomi Kaltim dapat turun lebih dalam, dibanding periode sebelumnya.
Pada triwulan I 2020 ekonomi Kaltim juga tumbuh lebih rendah apabila dibandingkan pada periode sebelumnya. Ekonomi triwulan pertama tahun ini tumbuh 1,27 persen, lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun lalau sebesar 5,36 persen. Namun, pihaknya optimistis pada triwulan III ekonomi Kaltim mulai bergerak.