Menyoal Sampah Plastik di Tengah Pandemi

- Selasa, 28 Juli 2020 | 12:06 WIB

Oleh: Muhammad Wahdini

Pandemi Covid-19 belum juga berakhir. Setidaknya sampai vaksin ditemukan dan sukses diujicobakan. Sementara itu, kita tetap harus “berdamai” dengan menerapkan pola adaptasi kebiasaan baru (AKB). Mencuci tangan pakai sabun, menggunakan masker, dan menerapkan jaga jarak menjadi aktivitas harian wajib.

Pelaksanaan AKB dalam kehidupan sehari-hari bukan tanpa masalah, terutama pada persoalan sampah. Potensi sampah plastik di tengah pandemi meningkat. Atas nama higienitas, penggunaan barang sekali pakai seperti masker, tisu, sarung tangan, meningkat. Apalagi dengan peningkatan dan berubahnya perilaku konsumsi masyarakat yang berpindah dari luring ke daring.

Hasil penelitian Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) Mei 2020 pada warga Jabodetabek pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menunjukkan bahwa persentase belanja online meningkat 62 persen. Dari yang biasanya hanya 1–5 kali sebulan, kini meningkat menjadi 10 kali dalam sebulan.

Peningkatan itu diikuti dengan peningkatan jasa pengantaran makanan lewat transportasi online yang sebagian besar paketnya menggunakan bahan styrofoam dan dibungkus plastik atau bubble wrap. Belum lagi tambahan potensi sampah dari gelas plastik dan sedotan yang sulit diurai dan dikendalikan.

Dengan mulai berakhirnya penerapan PSBB di beberapa wilayah, sejatinya diharapkan diikuti dengan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai. Namun, tampaknya harapan itu jauh panggang dari api.

Beberapa aturan baru berkaitan dengan AKB membuat potensi sampah plastik sekali makan tetap tinggi. Semisal, pada aktivitas di rumah makan/restoran yang masih memprioritaskan pada pelayanan take away ketimbang makan di tempat. Beberapa gerai makanan juga lebih menggunakan peralatan sekali pakai bagi pelanggan atas dasar higienitas.

Pada kegiatan seperti hajatan pernikahan atau rapat, potensi sampah diprediksi meningkat tajam. Aturan seperti pelarangan penyediaan makanan secara prasmanan akan membuat makin meningkatnya penggunaan produk plastik sekali pakai. Bisa dibayangkan bila dalam sebuah event yang mengundang sekitar seribu orang dalam satu hari, akan berapa banyak timbulan sampah plastik yang bisa dihasilkan.

Sebelum pandemi, upaya pengurangan penggunaan produk plastik sekali pakai gencar dilakukan. Apalagi dengan viral dan masifnya kasus global pencemaran laut akibat sampah plastik. Beberapa kebijakan pemerintah dijalankan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai. Salah satunya dengan membuat larangan penggunaan kantong plastik pada pasar tradisional dan pusat perbelanjaan seperti yang dilakukan Banjarmasin, Balikpapan, Bogor, Bali, dan baru-baru ini di DKI Jakarta.

Kebijakan ini diharapkan bisa mengurangi pencemaran lingkungan yang dihasilkan sampah plastik. Namun, adanya wabah Covid-19 membawa tekanan tersendiri terhadap timbulan sampah yang meningkat, apalagi dengan dibenturkan dengan alasan menjaga kebersihan dan kesehatan. 

Lalu, apa yang harus dilakukan? Salah satu upaya mengurai krisis plastik yaitu dengan menerapkan gaya hidup minim sampah (zero waste). Apa itu? Dikutip dari laman zerowaste.id, zero waste adalah filosofi yang dijadikan sebagai gaya hidup demi mendorong siklus hidup sumber daya sehingga produk-produk bisa digunakan kembali.

Zero waste juga soal menjauhi single use plastic atau plastik yang hanya digunakan sekali. Tujuannya adalah agar sampah tidak dikirim ke tempat pemrosesan akhir sampah.

Penerapan zero waste sebenarnya amat sederhana. Dimulai dari tiga prinsip dasar, yaitu: mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse), mendaur ulang (recycle). Yang perlu diperhatikan, prinsip mengurangi (reduce) menjadi prinsip yang paling penting dan utama ketimbang prinsip lainnya.

Mengapa demikian? Karena pada prinsip ini, potensi sampah bisa ditekan sedari awal. Dalam aktivitasnya, kita dapat bertanya dulu, apakah sebuah produk perlu dibeli atau tidak. Dengan melihat urgensinya, kita bisa meminimalisasi potensi sampah.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X