LONDON - Badan amal lingkungan, Greenpeace mendesak orang-orang untuk memilih masker dan alat pelindung diri (APD) medis yang dapat digunakan berulang kali. Pasalnya, APL yang hanya sekali pakai buang dikhawatirkan merusak lingkungan.
Masker sekali pakai dianggap sama buruknya dengan plastik yang berbahaya bagi lingkungan karena sulit terurai. Plastik menimbulkan bahaya besar bagi satwa liar dan alam, menyumbat habitat, dan sering menjerat hewan.
Para ilmuwan telah menemukan masker kain yang dapat dicuci berulang kali sama efektifnya dengan masker sekali pakai untuk menangkal droplet.
Limbah dari masker sekali pakai juga mencapai lautan. Sampah tersebut terdegradasi menjadi mikroplastik yang dapat mencemari lingkungan dan rantai makanan berdasar temuan Greenpeace.
Selain itu, kelompok lingkungan yang menunjuk sebuah penelitian oleh University College London (UCL) menghitung, jika setiap orang di Inggris mengenakan masker sekali pakai sehari selama setahun, itu akan menghasilkan 66 ribu ton limbah yang terkontaminasi. Serta 55 ribu ton kemasan plastik, bayangkan kalau ini terjadi di seluruh dunia.
Sebuah penelitian yang diterbitkan belum lama ini juga menemukan mikroplastik dan serat buatan dari masker wajah sekali pakai di perut hiu di lepas pantai Cornish, Inggris. Lebih dari dua pertiga dari empat spesies hiu yang tinggal di dasar laut memiliki kandungan mikroplastik dan serat buatan lainnya di perut mereka.
Profesor Mark Miodownik dari UCL mengatakan, untuk penggunaan umum, masker kain yang dapat digunakan kembali efektif dan jauh lebih disukai daripada masker sekali pakai.
“Mereka mengurangi risiko lingkungan dan kesehatan yang terkait dengan pembuangan 66 ribu ton limbah plastik yang terkontaminasi yang akan diproduksi jika semua orang di Inggris mulai mengenakan masker plastik sekali pakai,” ungkapnya, seperti dilansir dari DailyMail, Senin (27/7). (jpg/kri/k16)