BALIKPAPAN – Akhir Juli ini, intensitas hujan kian meningkat. Kota Minyak terus-menerus diguyur hujan, bahkan kerap turun semalaman. Namun, cuaca yang demikian tak menyurutkan semangat warga Kota Minyak untuk melepas penat di luar rumah. Salah satunya menghabiskan akhir pekan di Pantai Segara Sari, atau lebih dikenal Pantai Manggar.
Sejak dibuka kembali hari Minggu (12/7) lalu, tingkat kunjungan dikatakan semakin meningkat. Pantai pun tidak hanya beroperasi akhir pekan saja, tetapi setiap hari.
Minggu (26/7), merupakan pekan ketiga beroperasinya objek wisata ini. Tampak pengunjung lebih ramai dibanding dua pekan sebelumnya. Padahal, saat Kaltim Post berkunjung ke sana, langit menggelap dan angin berembus cukup kencang. Ditambah ombak pantai yang juga terlihat lebih besar.
Sementara, pembatasan area pantai masih dilakukan. Terlihat dari adanya police line yang membentang di dekat patung Beruang Madu.
Kepala UPTD Pantai Segara Sari Rusliansyah berkata hal ini sengaja dilakukan. Sebagai salah satu pengendalian jumlah pengunjung. Dia juga membenarkan bahwa kenaikan tingkat pengunjung terjadi sejak awal dibuka.
“Masuk minggu kedua, sudah mulai ramai. Saat pertama buka itu pendapatan yang masuk sekitar Rp 10 juta, di minggu kedua mencapai Rp 35 juta. Hari ini (kemarin) bertambah lagi sepertinya. Mungkin karena info dibukanya pantai sudah menyebar,” ungkapnya.
Lanjutnya, diperkirakan, pada momen Hari Raya Iduladha, peningkatan kunjungan akan lebih tinggi. Karena itu ia menyebut, kemungkinan pembatasan area pantai pantai akan sedikit dilonggarkan lagi.
Sebagai catatan, pihaknya telah memasang imbauan terkait protokol kesehatan. Mengingat masa pandemi Covid-19 belum usai. Seperti larangan bagi pengunjung balita dan lansia di atas 60 tahun. Serta, imbauan dari Dinas Kesehatan Balikpapan agar pengunjung tidak berenang dulu. Sayang, masih banyak pengunjung yang tidak menaati aturan ini.
Begitu pula dengan diberlakukannya pembayaran tiket masuk nontunai. Untuk mengurangi kontak fisik pengunjung dan karyawan. Akan tetapi, upaya ini disebut belum maksimal. Sebab, masih diperlukannya sosialisasi kepada pengunjung.
Rusli berharap, kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan bisa lebih tinggi. Meski tak dimungkiri dirinya cukup khawatir.
“Kami beri teguran, tetapi masih juga dilanggar. Sedikit sulit memang untuk kami yang bertugas di lapangan,” bebernya. (*/okt/ms/k15)