Bali dan Jogja Sudah Siap Terima Wisatawan Lagi

- Senin, 27 Juli 2020 | 11:35 WIB
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa menjelaskan, infrastruktur sesuai standar protokol kesehatan sangat penting untuk mengembalikan dan meningkatkan kepercayaan pasar. Dengan begitu, perekonomian masyarakat di Bali bisa segera pulih melalui aktivitas pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa menjelaskan, infrastruktur sesuai standar protokol kesehatan sangat penting untuk mengembalikan dan meningkatkan kepercayaan pasar. Dengan begitu, perekonomian masyarakat di Bali bisa segera pulih melalui aktivitas pariwisata.

JAKARTA– Jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia mendekati angka 100 ribu orang. Meski demikian, pemerintah tetap melanjutkan rencana pembukaan beberapa kawasan pariwisata.

Berdasar data Satgas Covid-19, kemarin ada penambahan kasus positif 1.492 pasien. Dengan demikian, secara total terdapat 98.778 kasus positif. DKI Jakarta masih mencatatkan pertumbuhan kasus tertinggi dengan 384 pasien positif baru.

Meski demikian, tingkat kesembuhan pasien positif Covid-19 juga makin tinggi, mencapai 57 persen atau 56.566 orang. Karena itu, pemerintah makin optimistis untuk melanjutkan pembukaan kawasan wisata dengan mengacu pada protokol kesehatan.

Provinsi Bali digadang-gadang menjadi contoh pembukaan destinasi wisata di masa adaptasi kebiasaan baru. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kini berupaya melengkapi dan menyempurnakan fasilitas destinasi wisata di Pulau Dewata itu dengan program Bali Rebound. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari Santosa Sungkari mengatakan, keunikan Bali masih menjadi daya tarik utama pariwisata Indonesia. Program Bali Rebound diselenggarakan di empat kawasan destinasi favorit Bali. Yakni, Nusa Dua, Pantai Kuta, Pantai Pandawa, hingga Uluwatu. ”Lokasinya memang di Badung, tapi sudah sangat mewakili pariwisata Pulau Dewata,” ucapnya.

Kemenparekraf akan memberikan pendampingan, mulai persiapan hingga pembukaan kembali destinasi wisata di Bali. Khusus Pantai Kuta, Kemenparekraf membangun prototipe renovasi toilet bersih. ”Unsur kebersihan, kesehatan, dan keamanan harus terpenuhi secara maksimal. Apalagi, sekarang sudah masuk fase normal baru dengan standar protokol kesehatan yang wajib dipenuhi,” ujar Hari.

Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Wawan Gunawan mengatakan bahwa inovasi harus dilakukan pada setiap destinasi. Selain itu, penyempurnaan infrastruktur yang mengacu pada protokol kesehatan harus diprioritaskan. Tujuannya, destinasi wisata menjadi zona hijau. Dengan begitu, wisatawan akan merasa aman dari Covid-19. ”Kepercayaan wisatawan akan berdampak pada meningkatnya kunjungan destinasi wisata,” tuturnya.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa menjelaskan, infrastruktur sesuai standar protokol kesehatan sangat penting untuk mengembalikan dan meningkatkan kepercayaan pasar. Dengan begitu, perekonomian masyarakat di Bali bisa segera pulih melalui aktivitas pariwisata.

Kemenparekraf tak hanya berhenti di Bali. Kegiatan selanjutnya adalah dukungan dan pendampingan di Mandalika Rebound, Likupang Rebound, dan Labuan Bajo.

Selain Bali, Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) mulai menjajaki untuk membuka kawasan pariwisata andalannya. Ketua Satgas Covid-19 DIJ Biwara Yuswantara mengungkapkan, Pemprov Jogja mendorong pariwisata kembali tumbuh demi menekan dampak ekonomi yang berkepanjangan. Saat ini pembukaan objek-objek pariwisata masih dalam tahap uji coba. Memastikan bahwa para pengelola tempat penginapan, rumah makan, tempat perbelanjaan, maupun objek-objek wisata memiliki perangkat yang dibutuhkan untuk menjalankan adaptasi kebiasaan baru.

”Kami punya tim verifikasi dan penegakan hukum. Tim ini keliling ke hotel-hotel dan objek-objek wisata untuk menilai kesiapan mereka,” kata Biwara (26/7). Objek-objek wisata utama seperti kawasan Candi Prambanan, kata Biwara, saat ini melakukan uji coba dengan kapasitas pengunjung sekitar 50 persen. Tujuannya adalah sistem pengawasan dan pengendalian Covid-19 bisa berjalan dengan baik. Setelah 50 persen pengunjung terpenuhi, objek wisata akan ditutup.

Selain itu, sedang dikaji sistem sif alias bergantian. ”Agar semua pengunjung yang datang ke Jogja punya kesempatan yang sama untuk berwisata,” katanya. Untuk menjaga supaya sistem itu terpenuhi, semua wisatawan yang masuk ke Jogja wajib mengisi aplikasi bernama Jogja Pass. Aplikasi itu dapat memantau dan mendata wisatawan serta menyesuaikan dengan kapasitas lokasi wisata yang ingin dikunjungi. ”Jadi, kalau objek sudah melebihi 50 persen kapasitas, maka akan ditutup,” katanya. Fungsi lain dari aplikasi itu adalah memudahkan contact tracing jika ada pengunjung yang kedapatan positif Covid-19. ”Di aplikasi ini akan ter-record siapa saja yang masuk (Jogjakarta, Red) dan alamatnya di mana,” katanya. (tau/lyn/c10/oni)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X