Beragam bidang seni mampu menghasilkan keindahan. Salah satuhnya senipaper quilling. Siapa yang sangka, seni dengan bahan kertas ini mampu menghasilkan karya mengesankan.
POTONGAN kertas warna-warni berserakan di atas meja. Beberapa pengunjung beda usia tampak fokus mengamati kegiatan mereka. Menggulung, membentuk, dan mengeratkan potongan kertas tadi, menjadikannya beragam desain yang sedap dipandang mata.
Pemandangan ini terlihat di salah satu kafe di wilayah Balikpapan Baru. Sore hari mereka habiskan dengan berlatih seni paper quilling. Atau membentuk potongan kertas dengan ukuran tertentu, dan menghasilkan suatu kerajinan tangan. Sebagian besar berbentuk bunga.
Sinta Rini selaku mentor mengatakan, berlatih paper quilling ini susah-susah gampang. Kendalanya biasanya kesulitan dalam menggulung kertas. Juga, saat membentuk haruslah teliti untuk menghasilkan desain yang diinginkan.
“Biasanya pemula itu ragu untuk mengolah kertas-kertas seperti desain yang diinginkan. Tapi lama-kelamaan terbiasa,” kata dia.
Lanjut dia, ketelitian memang jadi poin penting dalam paper quilling. Karena itu, sering menghabiskan waktu yang cukup banyak. Untuk satu kelopak bunga, dibutuhkan waktu sekitar 15 menit bagi pemula. Sementara untuk yang sudah mahir, kurang lebih 5 menit saja.
Menurut perempuan yang juga psikolog ini, kegiatan tersebut sangat baik untuk terapi atau katarsis emosi. Dia menjelaskan, saat jari-jari bekerja, fokus akan beralih ke pekerjaan yang dilakukan. Saat kerajinan yang dibuat berhasil, ada kepuasan tersendiri yang timbul.
Kegiatan ini digelar oleh Sophie Razak. Perempuan yang merupakan founder rumah seni Nirmana ini berkata, kegiatan tersebut dilaksanakan sekali dalam seminggu. Dengan mengusung tema Do Art Yourself Class.
“Jadi, intinya kami mau ajak orang-orang untuk menghasilkan karya seni dengan tangannya sendiri. Tujuannya mereka lebih produktif,” ujar dia.
Kata dia, ide ini berawal dari banyaknya keluhan konsumen tentang betapa mahalnya nilai kerajinan tangan. Dari sana, dia putuskan membuka kelas agar orang-orang bisa merasakan sendiri proses yang dilalui. Dengan begitu, selain bisa menambah keahlian, timbul rasa menghargai karya orang lain.
Ia menyebut, banyak crafter atau pelaku seni kerajinan yang bermukim di Kota Minyak. Namun, sebagian besar, lebih memilih untuk menjadikan sekadar hobi dan untuk dinikmati sendiri. Hal inilah yang ingin dihidupkan oleh Sophie.
Perihal kelas tersebut, dia berkata, lamanya pelatihan bermacam-macam. Bergantung tingkat kesulitan dan bahan. Serta tema yang telah ditentukan.
Perempuan yang pernah bergelut di dunia jurnalis ini juga berbagi harapan ke depan. Mengacu pada terbatasnya masyarakat akan industri kreatif di masa lalu, dirinya ingin ada peningkatan pada sumber daya manusia.
