Penggunaan masker bisa sangat mengganggu komunikasi orang dengan gangguan pendengaran atau tunarungu. Sebab, mereka tak bisa membaca gerak bibir lawan bicara yang tertutup masker. Masker juga disebut mengaburkan isyarat visual dan ekspresi wajah.
Untuk mengatasi masalah tersebut, produsen masker membuat beragam inovasi. Start up Jepang Donut Robotics membuat masker cerdas. Yang bisa merekam percakapan, membuat panggilan, menuliskannya ke dalam teks, dan menerjemahkan bahasa Jepang ke dalam beberapa bahasa; Inggris, Mandarin, Prancis, Korea, Thailand, Spanyol, dan Vietnam.
Proses penerjemahan ini dilakukan melalui proses perekaman percakapan, yang kemudian diterjemahkan dalam aplikasi smartphone yang dihubungkan ke masker menggunakan bluetooth. Untuk tujuan komunikasi, masker pintar buatan Donut Robotics ini bisa memperkuat suara pemakainya.
Tak hanya c-mask. Perusahaan berbasis di Italia, Cliu, telah memproduksi masker dengan panel transparan di sekitar area mulut. Ini untuk memudahkan orang dengan gangguan pendengaran membaca gerak bibir lawan bicara.
Lalu ada leaf mask, yang dirancang Redcliffe Medical Devices di Michigan, yang mengklaim sebagai masker wajah transparan pertama yang disetujui FDA di dunia. Di samping memudahkan komunikasi, leaf memiliki banyak fitur yang disebut bisa menghalau virus corona.
Ada tiga varian untuk leaf mask, yaitu leaf hepa, leaf UV, dan leaf pro. Semuanya termasuk filter N99 + HEPA yang ditempatkan di area dagu dan lapisan anti-kabut permanen di bagian dalam masker. Model UV dan pro dibuat dengan sinar UVC yang diklaim perusahaan dapat membunuh patogen pada tingkat DNA, dan semua varian terbuat dari bahan silikon yang lembut.
The Leaf Pro menambahkan dua fitur. Salah satunya ventilasi aktif. “Satu kipas menciptakan aliran udara aktif dari luar ke bagian dalam topeng,” jelas ASV, kepala desainer Leaf.
"Dan itu juga punya dua sensor. Satunya adalah sensor kualitas udara yang sepenuhnya merasakan kelembapan. Sensor kedua merasakan tingkat debu di udara," tambah dia.
Semua data itu dikirim ke aplikasi iOS atau Android, yang menurut ASV, sedang dalam pengembangan dan akan memungkinkan pemakainya untuk memantau aliran udara di sekitar mereka.
Lantaran bahannya lebih tipis di sekitar area mulut, dengan tebal hanya 0,6 mm, suara dapat melintas dengan baik. "Masker transparan pada dasarnya lebih baik daripada masker umumnya,” kata ASV. (wired.co.uk/dwi/k16)