Orangtua Ambil Materi hingga Tatap Muka Terbatas

- Sabtu, 25 Juli 2020 | 12:22 WIB
DATANG KE SEKOLAH: Salah satu orangtua di SD 003 Bontang Selatan mengambil materi pembelajaran yang dicetak manual, mengingat tidak bisa menempuh skema pembelajaran daring.
DATANG KE SEKOLAH: Salah satu orangtua di SD 003 Bontang Selatan mengambil materi pembelajaran yang dicetak manual, mengingat tidak bisa menempuh skema pembelajaran daring.

PANDEMI wabah Covid-19 berimbas  sektorpendidikan. Pembelajaran di kelas secara tatap muka tidak dapat dilakuka pihak sekolah. Pemerintah pun telah menganjurkan agar pembelajaran disampaikan lewat daring. Akan tetapi, masih ada pelajar yang tidak memiliki sarana penunjang. Akibatnya sekolah harus mencarikan solusi sehubungan hal itu.

Kondisi ini terjadi di SMP 6 Bontang. Sekolah yang berada di daerah perbatasan Bontang-Kukar ini memiliki 10 pelajar dengan keadaan demikian. Menyebar di kelas X hingga XII. Kepala SMP 6 Mukono menyebut, guru selalu siaga berada di sekolah tiap harinya.

“Jadi, guru tetap melayani mereka yang tidak terjangkau jaringan atau daring. Bentuknya tetap dengan pembelajaran di kelas,” kata Mukono.

Dalam sepekan, proses tatap muka dilakukan tiga kali. Penyampaian materi dilakukan selama duajam. Tiap jamnya diisi satu mata pelajaran. Sisanya pelajar tersebut diberi selebaran materi dan penugasan. Rata-rata satu kelas itu hanya diisi oleh 3-4 pelajar.

“Nantinya tugas itu bisa dikerjakan di rumah. Pengumpulannya pun bisa melalui teman yang dekat rumah. Karena tugas dikirim berbentuk  foto,” ucapnya.

Sementara, total pelajar yang dominan mendapatkan pembelajaran luar jaringan (luring) di SD 003 Bontang Selatan sebanyak 75 siswa. Kepala SD 003 Bontang Selatan Henriani menyebut bahwa rata-rata tiap angkatannya terdapat lima siswa yang menempuh skema pembelajaran demikian.

Menurutnya, pelajar tersebut masuk klasifikasi tidak memiliki gawai atau kesusahan dalam pembelian paket data internet. Akibatnya orangtua harus datang ke sekolah untuk mengambil materi pembelajaran.

“Orangtua yang datang, siswa tidak diperbolehkan karena situasinya pandemi Covid-19,” kata Henriani. Selain itu, pelajar dapat mendapatkan pembelajaran skema daring melalui fasilitas teman terdekat huniannya. Tenaga pengajar telah menempuh peningkatan sumber daya manusia terkait  metode pembelajaran ini, beberapa hari lalu.

“Jadi, untuk yang daring, kami menggunakan video telekonferensi untuk penyampaian materi. Sementara penugasan kami kirim ke grup paguyuban tiap kelasnya,” ujarnya.

Nantinya jawaban siswa dikumpulkan dalam bentuk foto. Melalui media yang sama saat tugas diberikan. Diketahui, hasil inventarisasi sementara tercatat 2.140 pelajar SD-SMP masih dominan mendapatkan pembelajaran via luring. Persentase tertinggi terdapat di SD negeri. Angkanya mencapai 11 persen atau 1.346 siswa. Dari 12.153 siswa di SD negeri. (*/ak/far/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X