SEOUL– Bertambah lagi negara yang ekonominya tumbang akibat pandemi Covid-19. Setelah Jepang dan Singapura, kini giliran Korea Selatan (Korsel) yang mengumumkan resesi. Kondisi itu disebut terparah dalam dua dekade terakhir.
Bank of Korea (BOK) mencatat bahwa produk domestik bruto (PDB) kuartal II menyusut 2,9 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Catatan tersebut hanya dikalahkan resesi pada 1998, saat PDB mengalami penurunan hingga 3,8 persen.
Laporan itu jauh lebih parah daripada prediksi awal. Sebelumnya, BOK memperkirakan penurunan PDB sekitar 2 persen. ’’Penyebab utamanya adalah anjloknya kinerja ekspor dengan wabah virus korona yang terus menyebar,’’ ujar Park Yang-su, kepala kantor statistik ekonomi BOK, kepada Yonhap News Agency kemarin (23/7).
Negara dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat di Asia itu mengandalkan sektor ekspor. Sebanyak 40 persen pemasukan negara bergantung pada ekspor elektronik hingga otomotif. Namun, kinerja ekspor periode April–Juni jatuh hingga 13,6 persen. Rekor terburuk sejak 1963.
Park menjelaskan bahwa kesalahan kalkulasi tersebut disebabkan beberapa negara yang diserang gelombang kedua wabah Covid-19. Mereka memperkirakan bahwa pengangkatan kebijakan kuntara bakal bertahan lama. Namun, negara seperti AS justru kembali menutup pintu mereka karena kasus yang melonjak lagi.
Sampai saat ini, pemerintah masih yakin ekonomi Korsel bakal membaik. Menteri Keuangan Korsel Hong Nam-ki mengatakan bahwa beberapa negara sudah melakukan normalisasi kegiatan ekonomi. ’’Kita mungkin akan mencatat pertumbuhan di kuartal III,’’ ungkap dia kepada BBC.
Sementara itu, Australia juga menyampaikan masalah ekonomi. Menteri keuangan Australia menyebut bahwa anggaran negara selama setahun terakhir sudah mengalami defisit AUD 85,8 miliar (Rp 891 triliun). Dia memperkirakan defisit tahun finansial 2020 bisa mencapai AUD 184,5 (Rp 1.917 triliun).
Sebelum Korsel, raksasa ekonomi Asia lainnya sudah tumbang lebih dulu. Misalnya, Jepang yang mencatat penurunan PDB 3,4 persen. Juga, PDB Singapura yang terjun bebas sebesar 12,6 persen. Yang terhindar dari resesi sementara ini adalah Tiongkok. Ekonomi Negeri Tirai Bambu itu tumbuh 3,2 persen di kuartal II 2020. (bil/c10/ayi)