Kebutuhan Bahan Pokok Aman, Kecuali Bawang Putih dan Daging Sapi

- Jumat, 24 Juli 2020 | 10:45 WIB
Salah satu pasar di Balikpapan. Daging dan bawang putih masih menjadi produk yang rawan kelangkaan.
Salah satu pasar di Balikpapan. Daging dan bawang putih masih menjadi produk yang rawan kelangkaan.

JAKARTA – Pandemi Covid-19 mengancam ketahanan pangan nasional. Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan perkiraan ketersediaan bahan pokok. Umumnya relatif aman, kecuali untuk bawang putih dan daging sapi yang perlu didukung impor.

Misalnya untuk stok beras sampai akhir Juni 2020 mencapai 7,9 juta ton. Kemudian perkiraan produksi mencapai 14,2 juta ton. Sehingga sampai akhir 2020 nanti masih ada sisa sekitar 7,1 juta ton. Begitupun untuk komoditas jagung, di akhir Juni 2020 ada stok 1,1 juta ton. Kemudian ada produksi mencapai 10,5 juta ton. Sehingga di akhir 2020 nanti masih ada stok 3,4 juta ton.

Sementara itu untuk komoditas bawang putih stok akhir juni ada 56 ribu ton. Sementara itu produksi bawang putih dalam negeri difokuskan untuk benih. Sehingga diperlukan impor mencapai 414 ribu ton. Sehingga akhir 2020 nanti masih tersisa stok 192 ribu ton. Begitupun dengan daging sapi diperlukan impor 283 ribuan ton. Sehingga di akhir tahun nanti masih ada stok 242 ribu ton daging sapi atau kerbau.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi mengatakan kalkukasi sampai akhir tahun kondisinya akan aman. ’’Ada beberapa komoditas yang impor. Seperti bawang putih dan daging sapi atau kerbau,’’ katanya dalam diskusi yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (23/7).

Agung menjelaskan pandemi Covid-19 ini mengganggu rantai pasok kebutuhan bahan pokok. Selain itu juga memicu harga bahan pokok naik. Di sisi lain pandemi Covid-19 membuat daya beli masyarakat turun.

Selain itu Agung mengatakan ancaman ketahanan pangan tidak hanya dari pandemi Covid-19 saja. Tetapi juga adanya ramalan Indonesia akan masuk musim kemarau panjang atau kekeringan. Kemudian juga adanya ancaman food global crisis. ’’Kita harus mencoba alternatif (strategi, Red), kalau-kalau ini semuanya terjadi,’’ jelasnya.

Diantara strategi menjaga ketahanan pangan adalah dengan mengupayakan supaya petani tetap berproduksi. Kemudian meningkatkan kapasitas produksi dengan cara percepatan tanam padi masa tanam II 2020 seluas 5,6 juta hektar. Selain itu perlu dikampanyekan terus program diversifikasi pangan lokal. Seperti ubi kayu, jagung, sagu, isang, kentang, dan sorgum. (wan)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X