Belajar dari Rumah Kurang Efektif, Bergantung Gawai dan Paket Data, Anak Rawan Jenuh

- Rabu, 22 Juli 2020 | 13:07 WIB
Belajar di rumah kurang interaktif.
Belajar di rumah kurang interaktif.

BALIKPAPAN–Pembelajaran daring yang diterapkan selama masa pandemi Covid-19 menuai sejumlah masalah. Mulai biaya ekstra yang harus dikeluarkan orangtua hingga kemampuan peserta didik menyerap materi dari guru. Itu menjadi keluhan banyak orangtua di Kota Minyak.

Seperti yang disampaikan Yaser Arafat (35). Pengusaha muda Balikpapan itu mengatakan, permasalahan pada pembelajaran daring yang dihadapi orangtua adalah mengeluarkan bujet yang lebih besar. Bagi orangtua dengan kemampuan ekonomi yang memadai, akan membekali anaknya dengan gawai sendiri. Untuk menunjang kegiatan belajar.

“Orangtua akan beli handphone, gadget semacam iPad, atau membeli laptop. Itu kan menambah pengeluaran lagi,” katanya.

Dia pun harus merogoh kocek lebih dalam untuk gawai bagi dua anaknya yang mengikuti pembelajaran daring ini. Keduanya yang bersekolah di SD Istiqomah Balikpapan kelas 4 dan 5, dibekali iPad. Yang ditopang dengan jaringan nirkabel dengan koneksi terbaik. Sehingga untuk membeli dua gawai canggih itu, Yaser harus merogoh kocek sekitar Rp 15 juta.

“Jadi sekarang memberatkan bagi kita, karena semua dibebankan ke orangtua. Tadinya dibebani ke sekolah, di dalam kawasan pembelajaran khusus di ruang kelas. Sekarang hanya belajar di rumah,” keluh dia. 

Kemudian, orangtua mendapat tugas tambahan di rumah. Mendampingi anaknya belajar secara daring. Namun, saat didampingi orangtua, anak-anak tidak belajar dengan antusias. Seperti belajar di sekolah dan bertemu dengan teman sekelasnya.

“Maka dibutuhkan ekstra effort. Agar anak-anak bisa menangkap apa yang disampaikan gurunya. Ini juga permasalahan sendiri,” terang Yaser.

Dari permasalahan tersebut, Yaser pun berkesimpulan, pembelajaran dari rumah menjadi tidak efektif. Apalagi belum ada formulasi khusus agar anak-anak bisa fokus dan mendapatkan ilmu yang disampaikan guru. Sehingga pembelajaran secara daring saat pandemi Covid-19 dinilai sekadar formalitas semata.

Murid hanya diwajibkan mengisi daftar hadir secara daring. Lalu guru hanya menyampaikan materi. Sehingga tidak tercipta interaksi kegiatan belajar-mengajar seperti kegiatan tatap muka langsung di dalam kelas. Dengan waktu belajar yang terbatas dan dipengaruhi koneksi internet.

“Urusan ilmu terserap atau tidak, kembali ke anak-anak lagi. Dan bergantung orangtua membimbing anaknya tersebut,” ucap ketua Kadin Balikpapan itu.

Anita Puspa Sari (34) pun mengalami hal serupa. Sebagai pekerja, dia tidak bisa mendampingi anaknya belajar secara daring setiap saat. Dia pun menyampaikan hal tersebut kepada guru kelas anaknya. Sehingga, guru kelasnya memberikan kemudahan dengan mengunggah soal-soal untuk dikerjakan anaknya melalui aplikasi Google Classroom. Yang merupakan layanan laman gratis, yang dikembangkan oleh Google untuk sekolah.

Tujuannya menyederhanakan, membuat, mendistribusikan, dan menilai tugas dengan cara tanpa kertas. Untuk meringkas proses berbagi bilah (file) antara guru dan murid.

“Misalnya dikumpulnya jam 9 malam. Atau dikumpulin pelajaran yang sudah ditentukan gurunya. Dan Sabtu itu, pengumpulan ke sekolah,” kata perempuan yang bekerja di salah satu stasiun radio swasta di Balikpapan itu.

Putranya merupakan murid kelas 6 di SD 012 Balikpapan Kota. Selama hari sekolah, dilakukan pembelajaran daring secara singkat melalui aplikasi Zoom selama 30 menit. Setiap pukul 10.00 Wita. Namun, tidak semua siswa mampu mengakses pembelajaran melalui daring tersebut.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X