Uji Klinis Dimulai Agustus, 2.400 Vaksin dari Sinovac Biotech Ltd Tiba di Indonesia

- Selasa, 21 Juli 2020 | 11:27 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA– Bibit vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd, Tiongkok telah tiba di Indonesia. Bekerja sama dengan Bio Farma, bibit vaksin tersebut bakal menjalani uji klinis mulai Agustus 2020 mendatang.

Kedatangan bibit vaksin tersebut dibenarkan oleh Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah, kemarin (20/7). Ia menyebut, vaksin telah tiba di Indonesia pada Minggu (19/7). ”Betul, dan sudah diteruskan ke pihak Bio Farma di Bandung,” tuturnya.

Selanjutnya, bibit vaksin akan dilakukan uji klinis tahap III. Dalam uji ini, Bio Farma bakal bekerja sama dengan Universitas Padjajaran (Unpad). ”Tapi detilnya pihak Biofarma yang bisa konfirmasi,” paparnya.

Selain Sinovac Biotech Ltd, Indonesia juga menjalin kerjasama dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), Norwegia terkait pengembangan vaksin Covid-19 ini. Menurutnya, upaya ini merupakan langkah jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan nasional Indonesia. Sementara untuk jangka menengah/panjang dilakukan pengembangan vaksin nasional. Sehingga Indonesia dapat menuju kemandirian ”Ini dikelola oleh konsorsium nasional,” jelasnya.

Kedatangan bibit vaksin ini pun diamini oleh Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir. Sebagai tahap awal uji klinis tahap III, jumlah bibit vaksin yang dikirim sebanyak 2.400 vaksin. Menurutnya, kedatangan vaksin Covid-19 dari Tiongkok ini tidak terlepas dari dukungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan peran Kemenlu. Di mana, Kemenlu telah yang membantu dalam proses kedatangan vaksin covid-19 dari Tiongkok hingga ke Indonesia, sebagai Diplomatic Goods.

”Vaksin Covid-19 dari Sinovac akan digunakan untuk kebutuhan fase uji klinis tahap 3 pada Agustus 2020 mendatang,” tuturnya dalam keterangan resminya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa vaksin yang datang pada Minggu (19/7) masih memerlukan beberapa tahapan lagi sebelum bisa dilakukan uji klinis III. Tahap yang masih harus dilewati tersebut antara lain, pengujian di dalam Laboratorium Bio Farma, dan beberapa perizinan lainnya.

Nantinya, uji klinis vaksin Covid-19 dijadwalkan akan berjalan selama enam bulan. Sehingga ditargetkan selesai pada Januari 2021 mendatang. Apabila uji klinis vaksin Covid-19 tahap III berjalan lancar, maka Bio Farma akan memproduksinya pada kwartal pertama 2021 mendatang. ”Kami sudah memperisiapkan fasilitas produksinya di Bio Farma dengan kapasitas produksi maksimal di 250 juta dosis,” paparnya.

Uji klinis vaksin Covid-19 ini, lanjut dia, bakal dilaksanakan di Pusat Uji Klinis Fakultas Kedokteran UNPAD dengan mengambil sample sebanyak 1.620 subjek. Sample tersebut berada di rentang usia antara 18 – 59 tahun dengan kriteria – kriteria tertentu. Sedangkan sisanya, akan digunakan untuk uji lab di beberapa lab oratorium. Antara lain, di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat Dan Makanan Nasional (PPOMN).

Honesti menambahkan, dalam uji klinis vaksin Covid-19, pihaknya berperan sebagai sponsor dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Diantaranya, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan sebagai medical advisor dan pelaksanaan uji titer antibodi netralisasi. Kemudian, BPOM RI sebagai regulator dan Fakultas Kedoktran UNPAD sebagai insititusi berpengalaman dalam pelaksanaan uji klinis vaksin – vaksin yang beredar di Indonesia.

Mengenai alasan pemilihan Sinovac sebagai mitra, Honesti mengatakan, hal ini berkaitan dengan platform atau metode pembuatan vaksin yang digunakan oleh Sinovac. Menurutnya, metode tersebut sama dengan kompetensi yang dimiliki oleh Bio Farma saat ini. Yakni, dengan metode inaktivasi atau pelemahan virus. ”Bio Farma sudah memiliki pengalaman dalam pembuatan vaksin seperti vaksin Pertusis,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, pengembangan vaksin Covid-19 ini merupakan satu dari lima skenario Bio Farma dalam menangani penyebaran virus SARS COV2. Sebelumnya, pihaknya telah mengembangkan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), Terapi Plasma Konvalesen, Mobile Laboratorium BSL 3, dan Pembuatan Viral Transport Media (VTM).

Sementara itu, Koordinator penelitian drug discovery and development Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Masteria Yunovilsa menjelaskan uji vaksin fase III adalah uji calon vaksin tingkat lanjut. ’’Pada tahap ini (calon vaksin, Red) diberikan ke banyak orang,’’ katanya. Sasaran uji coba vaksin ini bisa sampai ribuan orang.

Uji fase III ini dilakukan untuk melihat efikasi dan keamanan calon vaksin itu. Selain itu juga untuk mengetahui efek-efek apa saja yang ditimbulkan. Dia tidak secara khusus mempelajari vaksin Sinovac asal Tiongkok itu. Namun menurutnya, vaksin tersebut berjenis vaksin inactivated virus. Maksudnya di dalam vaksin tersebut, terdapat virus yang tidak aktif.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X