Siapkan Permodalan dan Pemasaran UMKM

- Senin, 20 Juli 2020 | 12:55 WIB
KONVENSIONAL: Pelaku UMKM yang menjual tempat sampah daur ulang di Cibinong, Bogor, masih menggunakan cara-cara nondaring untuk bertransaksi. Salman Toyibi/Jawa Pos
KONVENSIONAL: Pelaku UMKM yang menjual tempat sampah daur ulang di Cibinong, Bogor, masih menggunakan cara-cara nondaring untuk bertransaksi. Salman Toyibi/Jawa Pos

JAKARTA– Akses permodalan menjadi tantangan utama pelaku usaha mikro, kecil, dan menegah (UMKM). Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa ganjalannya ada pada proses administrasi di perbankan.

’’Penyerapan modal UMKM ini sangat rendah. Banyak pelaku UMKM yang sulit dapat modal pinjaman karena proses administrasi di perbankan,’’ ungkapnya pada akhir pekan lalu.

Dia berharap perbankan melonggarkan administrasi demi membantu pelaku UMKM. Khususnya selama kondisi pandemi Covid-19. Mengingat, sektor UMKM adalah yang langsung terdampak. Daya beli masyarakat turun, barang tidak laku, dan pelaku UMKM tidak mendapatkan pemasukan.

Padahal, kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) adalah 60,8 persen. Praktis, jika ingin fokus pada program pemulihan ekonomi nasional (PEN), pemerintah harus membangkitkan lagi gairah usaha di sektor tersebut.

’’UMKM adalah tulang punggung dan perekat ekonomi nasional. Kekukuhan Indonesia bertumpu kepada UMKM. Selain PDB, 14 persen dari total ekspor nasional,’’ ujarnya.

Melalui aplikasi DigiKu dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), pemerintah akan membantu permodalan berbasis digital untuk UMKM. Akan ada modal Rp 4,2 triliun untuk sekitar 1 juta pelaku/unit UMKM. Luhut memastikan, hanya dibutuhkan 15 menit untuk mengajukan pinjaman.

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menuturkan bahwa UMKM akan tumbuh baik kalau terhubung ke ekosistem digital. Sayangnya, baru 13 persen atau sekitar 8 juta pelaku UMKM yang memanfaatkan digital marketing. Sebanyak 87 persen sisanya masih konvensional.

Teten mewaspadai ancaman masa depan UMKM di tengah wabah. ’’Saat ini jumlah pelaku UMKM di Indonesia sekitar 64 juta. Yang mampu bertahan dari hantaman pandemi Covid-19 adalah pelaku usaha yang melakukan re-purposing product atau inovasi produk dalam kegiatan usahanya. Termasuk yang memanfaatkan dunia digital,’’ jelasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebut transformasi ke dunia digital sebagai keharusan. Bukan hanya dalam skala nasional, tetapi juga global. Mau pinjam uang tidak perlu ke bank, cukup online. Mau beli barang nggak perlu ke toko. ’’Ini persaingan global. Kalau nggak kompetitif, ya lewat,’’ tuturnya. (han/c20/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X